DILEMA DJISAMSU


Ust. Abrar Rifai

Sebagaimana kita ketahui bahwa semua penduduk Surga akan dilayani semua kebutuhannya. Mau makanan apa saja ada. Kapan saja menginginkan sesuatu selalu terpenuhi.

Nah, cerita seorang teman nih, namanya Pardi. Ia sekarang sudah di surga, berkirim kabar kepada teman-temannya di Dunia. Pardi ingin nasi rawon, sebagaimana kegemarannya dulu semasa di Dunia. Baru saja rawon terbetik di benaknya, seketika rawon yang masih mengepul panasnya sudah terhidang di hadapannya.

Berikutnya dia ingin sate. Rupanya Pardi dulu memang penggemar sate Madura. Sebagaimana rawon, sate pun segera terhidang rapi di hadapannya. Masih berasap seperti baru diangkat dari panggangan.

Walau sudah tahu berbagai balasan kenikmatan di surga bagi orang2 beriman, Pardi masih juga heran, dari mana datangnya rawon, sate dan semua makanan yang terhidang ini?

Penasaran membuncah, akhirnya ia memberanikan diri bertanya pada malaikat Ridhwan, “Malaikat, gimana ceritanya ini kok semua makanan bisa seketika ada? Kapan masaknya ini?”
“Lho, ini di surga Mas, semuanya memang otomatis langsung ada. Gak pake lama, gak pake masak. Lha wong di surga. Gak ada api di sini.” jawab Malaikat Ridhwan meyakinkan.
“Ooooo,” melongo

Oiya, Pardi semasa di dunia dulu adalah perokok berat. Maka kegemarannya merokok pun terbawa sampai ke surga. “Malaikat, aku mau minta Djisamsu!”
“Owh, tenang. Djisamsu, surya 16, surya 12, marlboro, dunhil semuanya ada!”
“Lho, sampean ini perokok juga to, kok hafal semua merek rokok?”
“Owh, tidaaaaaaak! Aku ini malaikat, jelas aja tahu semua hal yang dilakukan manusia.”
“Owh, iya, ya, yaaa... Iya wes, sekarang mana rokoknya?”
Belum usai Pardi menyampaikan permintaannya, satu bungkus rokok Djisamsu sudah ada di hadapannya. Pardi tersenyum senang. “Siiiiip! Nah gini dong, biar sedikit berasap nih mulut.” namun Pardi agak bersungut, “Lho koreknya mana ini?”
“Sudah ku bilang tadi, semuanya ada di Surga kecuali api!”
“Terus gimana dong, gimana saya bisa merokok ini kalau tidak ada api?”
“Kalau kamu mau api, pergi aja ke Neraka!”
“Lho, kok ke neraka?”
“Iyah! Sebab api hanya ada di sana.”
“Iya wes kalau gitu, aku mau main ke neraka dulu. Apa ini! di surga, tapi gak bisa merokok. Susah!”

Setelah pintu Surga dibuka, Pardi segera bergegas keluar, menuju Neraka. Sesampainya di sana, ia temui Malaikat Malik. “Assalamualaikum!”
“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!” agak terkejut juga Malaikat Malik atas kedatangan Pardi. “Lah kamu, ada apa ke sini, bukankah kamu adalah penduduk Surga?”
“Iya. Aku main aja ke sini. Gak enak juga lama2 di Surga, gak bisa rokok'an!”
“Owh. Terus mau apa kamu ke sini?”
“Ini...” Pardi menunjukkan sebatang Djisamsu, “mau minta api sebentar.”
“Serius kamu?”
“Iya, serius. Masa dua rius!”
“Baiklah!” Malaikat Malik segera membuka pintu neraka. Tapi baru saja, pintu neraka sedikit dibuka, Pardi sudah pingsan. Sebatang Djisamsu yang dipegangnya seketika jadi abu.

“Nah! Tuh kaaaan. Bawel sih!”
Malaikat Malik segera menyuruh sekelompol Malaikat untuk mengevakuasi Pardi ke tempat yang aman.

Setelah Pardi siuman, ia segera balik ke Surga. Sesampai di depan pintu, Malaikat Ridhwan bertanya, “Gimana, kamu sudah rokok-annya?”
“Boro-boro merokok!”
“Lha, terus?”
“Gak wes, aku gak akan sekali2 lagi pergi ke neraka. Walau hanya menginjak halamannya!”
“Terus maumu apa sekarang?”
“Masuk Surga lagi dong. Kan memang tempatku di sini.”
“Oke, oke, kamu boleh balik lagi ke Surga. Akan akan aku bukakan pintu. Tapi dengan satu syarat.....”
“Syarat apa?”
“No smoking!!!”

*diadaptasi dari ceramah Ustadz Jamal Baagil, Batu, Malang.

sumber: fb ustadz Abrar Rifai