Sebelum meninggalkan Kota Tanjungpinang, Selasa (22/3) Wakil Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nurwahid (HNW) sempat bercerita tentang pengalaman beliau diundang sebagai narasumber pada sebuah forum oleh mantan Perdana Menteri Singapura yang juga sempat menjadi Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew.
HNW menceritakan saat ia di Istana, Lee Kuan Yew bertanya kepadanya apa jadinya apabila PKS menang di Indonesia? Pertanyaan dari ayah Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura sekarang ini ia jawab dengan bernas. HNW menjelaskan bahwa saat ini PKS sudah menjadi pemenang di Jakarta (sebagai pusat pemerintahan). Hidayat meneruskan saat PKS menjadi pemenang di Jakarta dan salah satu kader terbaiknya menjadi pimpinan DPRD di DKI tidak ada satupun gereja atau rumah ibadah lain yang dirobohkan.
Mendengar jawaban HNW, Lee Kuan Yew belum puas. Ia menganggap Jakarta adalah kota yang menjadi sorotan media. HNW pun memberi contoh kota lain, yaitu Halmahaera Selatan. “Baik, sekarang kita ke bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Halmahera Selatan, di sana PKS juga sebagai pemenangnya, baik eksekutifnya (Bupati) maupun legislatifnya (DPRD) di pegang oleh PKS. Halmahera Selatan juga sebagai sebuah daerah yang tidak menjadi sorotan media, akan tetapi PKS mampu membawa harmonisasi kehidupan masyarakat di sana. Tidak ada satupun kerusuhan dan penodaan agama di sana, dan apa yang dilakukan disana oleh PKS bukan pencitraan”, jawab HNW lugas.
Lagi, ternyata penjelasan HNW tidak membuatnya puas. Lee Kuan Yew berujar apa yang disampaikan HNW hanyalah “kelas” daerah, bukan nasional.
Keraguan Lee Kuan Yew pun akhirnya terjawab. HNW menjawab di tingkat nasional saat ini (saat itu), PKS memiliki 3 menteri, yaitu Menteri Pemuda dan Olah Raga (Adhyaksa Daud), Menteri Pertanian (Anton Apriantono) dan Menteri Perumahan (Yusuf Asyari). Dari ketiga menteri ini tidak ada satupun kebijakannya sebagaimana yang ditakutkan berbagai kalangan yang paranoid terhadap Islam.
Menteri Pemuda dan Olahraga misalnya, tidak ada seorangpun atlit-atlit yang bukan beragama Islam didiskriminasi. Misalnya yang dikirim hanya yang beragama Islam saja. Atau memaksakan mengenakan jilbab bagi para atlit yang beragama Islam. Dan bahkan pada masa ini kita mampu meningkatkan prestasi dan kesejahteraan dari para atlit tidak pandang bulu apakah dia muslim ataupun non muslim.
HNW pun kembali meyakinkan bahwa disaat dirinya masih menjabat sebagai Ketua MPR RI (2004-2009), yang memiliki peran super strategis, diataranya mengangkat dan memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden serta Mengubah UUD 1945. Nyatanya HNW dalam memutuskan kebijakan-kebijakannya senantiasa memperhatikan kebaikan dari semua kalangan dan keutuhan bangsa.
“Sekali lagi, tidak ada hal-hal yang terjadi sebagaimana yang dibesar-besarkan kalangan Islamophobia terhadap Indonesia dan PKS,” jawab HNW kepada Lee Kuan Yew lugas.
Mendengar jawaban dari HNW, Lee akhirnya menyatakan, "Baik sekarang saya paham, kenapa PKS begitu dikhawatirkan, karena sebagian besar negara bimbang jika Indonesia menjadi negara mandiri." *isy
__________
Tulisan ini terinsipirasi dari tulisan Alfin M Nur, Ketua DPD PKS Tanjungpinang yang menceritakan di facebook pribadinya tentang kunjungan Hidayat Nur Wahid (HNW) ke Tanjungpinang. Ia bersama Ketua DPW PKS Kepri, Raden Hari Tjahyono dan Wakil Ketua DPW PKS Kepri, Ing. Iskandarsyah menemani HNW sebelum menuju ke Singapura melalui Tanjungpinang.
Sumber: http://ift.tt/1S9StGS