Filosofi Berlari dan Berbagi Sandiaga Uno


Inilah Sandiaga Salahudian Uno. Meski harta berlimpah dan hidup berkecukupan namun memilih berolahraga lari. Lari dinilai olah raga murah namun banyak manfaatnya.

Bahkan ada ungkapan, kalau ingin mencari Sandi, sapaan akrab pria kelahiran Rumbai, Riau 49 tahun lalu ini, temui saat lari pagi. Jika ingin mengundang Sandi, ajaklah dia berlari. Dijamin akan datang dengan sepenuh hati!

"Lari adalah olah raga yang tidak membutuhkan banyak persiapan dan bisa dilakukan oleh siapapun," ujar Sandi Uno, sapaan pria yang sukses membangun grup usaha Saratoga ini. Selain membuat bugar, dia juga menemukan manfaat sosial saat berlari.

Sandi mengungkapkan saat lari pagi sehabis shubuh dia bisa menemui berbagai lapisan masyarakat warga ibukota Jakarta. Baik para pedagang kecil, pemulung hingga warga berbagai lapisan sosial di ibukota.

"Ketika berlari saya banyak melihat perjuangan pedagang kue, anak jalanan, pemulung dsbnya. Saya sering bercakap-cakap dengan mereka," ujar Sandi. Semua itu menggerakkan Sandi lebih banyak lagi membantu mereka.

Bagi Sandi, mereka itu harus dibantu karena juga bagian dari aset bangsa. Jika tidak maka bisa membebani bangsa. Melalui Berlari untuk Berbagai (BuB) Sandi menggalang dana untum disalurkan ke yayasan membantu kaum yang kurang beruntung.

Berlari tampaknya amat menyenangkan bagi Sandi. Jarak Monas-Senayan menjadi makanan empuk atau rute yang biasa dilakoninya. Sandi pernah menjajal sejumlah lari marathon di Amerika, Perancis dsbnya.


Berlari membentuk daya tahan bagi pria yang menyabet predikat summa cumlaud saat belajar bisnis di Wichita State University dan George Washington University di Amerika ini. Jatuh bangun merintis bisnis tak membuatnya patah semangat.

Berlari terbukti banyak artinya bagi Sandi. Selain untuk berbagi dan membangun daya tahan (endurance). Secara philosofis, berlari adalah bentuk kerja keras menggapai cita-cita. Bagi Sandi masih ditambah kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.(ris/TS)