Tidak Semua Kalimat Manis Berujung Baik


Oleh: Musyafa Ahmad Rahim
Anggota MPP PKS

Istiqamah di atas jalan lurus selalu berhadapan dengan banyak godaan. Repotnya, sebagian dari godaan itu tidak tampil lugu, apa adanya dan berterus terang. Sebab, seringnya, godaan yang menyesatkan dan menjerumuskan itu datang dan tampil dalam kemasan kosa kata dan kalimat yang sangat manis.

Perhatikan saja cerita Al-Qur’an ini:

{.. قَالَ يَاآدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى ..}

“Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS. Thaha: 120)

Bayangkan saja, nabiyullah Adam (AS) digoda dengan sesuatu yang sangat manis, memikat dan menawan:

1. Bahwa ada suatu pohon, namanya, menurut Iblis: “pohon khuldi”, yang berarti, siapa yang mengkonsumsi buahnya, maka dia akan kekal di dalam syurga!!

2. Bahwa ada satu kerajaan yang akan bersifat abadi dan kekal, dan tidak akan binasa selamanya, dan siapa saja yang memasuki kerajaan itu, ia akan masuk ke dalam kekekalan kerajaan itu. Padahal itu adalah kawasan terlarang.

Padahal, akhirnya kita mengetahui dari Allah SWT melalui Al-Qur’an, bahwa dual hal itulah (syajaratil khuldi dan mulkin la yabla) yang menjadikan nabiyullah Adam (AS) mendapatkan hukuman dari Allah SWT, sehingga beliau dikeluarkan dari syurga dan diturunkan ke dunia.

Jadi...

مَا كُلُّ كَلَامٍ مَعْسُوْلٍ خَلْفُهُ خَيْرٌ مَأْمُوْلٌ

"Tidak semua kalimat yang semanis madu, buntutnya (ujungnya) adalah kebaikan yang diharapkan!!"

Ya Allah...

Tunjukkanlah kami kepada jalan-Mu yang lurus dan bimbinglah kami untuk istiqamah padanya, amin.