ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Amerika Serikat, Rusia dan Iran atas kehadiran mereka di Suriah. Erdogan mengatakan keengganan mereka untuk menggulingkan rezim Suriah Bashar Assad telah berkontribusi terhadap penderitaan rakyat Suriah.
Berpidato pada perayaan ke-563 penaklukan Konstantinopel, Minggu 29 Mei 2016, Erdogan mengatakan, “Apa kepentingan Rusia dan Iran (di Suriah)? Apa urusan tentara AS memakai emblem organisasi teror?”
Pernyataan Erdogan yang disebutkan terakhir itu merujuk pada foto yang muncul minggu ini, yang menunjukkan tentara Amerika mengenakan emblem milisi YPG Suriah yang tak lain adalah organisasi teror karena berafiliasi kepada pemberontak Kurdi yang terlarang Turki.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki menyebut Amerika Serikat bermuka dua, karena menolak menyebut milisi Kurdi Suriah, YPG, sebagai teroris. Pernyataan ini semakin memanaskan hubungan antara Turki dengan AS.
"Jika mereka mengatakan 'Kami melihat YPG dan kelompok teroris ini tidak sama', jawaban saya adalah, itu merupakan standar ganda dan bermuka dua," kata Mevlut Cavusoglu pada pertemuan puncak PBB di resort Antalya, Turki, dikutip dari Reuters, Jumat (27/5/2016).
Lebih jauh Cavusoglu mengatakan, adalah hal yang tidak dapat diterima jika tentara AS memakai emblem YPG. Hal itu diketahui setelah munculnya foto yang menunjukkan pasukah khusus AS mengenakan emblem YPG di pundak mereka dalam perang di Raqqa, Suriah.
"Hal ini tidak dapat diterima bagi tentara AS menggunakan lambang YPG, lambang kelompok teroris," tegasnya.
Turki telah menganggap YPG sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kelompok ini adalah kelompok pemberontak yang memperjuangkan pemisahan dengan Turki.