Aksi boikot (Boycott, Divestment and Sanctions/BDS) terhadap negara Zionis awalnya dimulai sebagian besar universitas Amerika dan Inggris dipenuhi mahasiswanya yang menginginkan boikot pada Israel.
Menurut hasil kajian terbaru yang dilakukan di Amerika terbukti bahwa sepertiga warga Amerika meyakini boikot terhadap Israel beralasan.
Hasil polling yang dilakukan lembaga Epsos Ben dari 1100 responden yang memberikan suaranya dari kalangan warga Amerika menunjukan, 33% warga berkeyakinan boikot Israel sangat beralasan. Sementara itu dari hasil polling-polling serupa di Inggris menunjukan hal yang sama, dimana 40% dari responden polling menyatakann, boikot Israel adalah hal yang legal.
Kondisi ini tentunya membuat Israel kalangkabut. Dubes Israel untuk PBB, Dani Danon mengatakan, “hubungan dengan generasi penerus harus ditingkatkan”, saat menanggapi hasil polling tersebut.
Dubes Israel sampai mengatakan, "Tidak ada partner yang paling setia kecuali Amerika. Kami lebih dekat dengan masyarakat Amerika dalam segala hal. Namun para pemuda sekarang ternyata kurang komitmen dengan hubungan khusus antara dua negara, dibanding dengan para pemuda zaman dulu. Oleh karena itu, wajib bagi Israel meningkatkan hubunganya dengan generasi mendatang."
Chanel 10 Israel mengatakan, Danon hari ini (Senin, 30/5) akan menghadiri konferensi internasional khusus untuk menyikapi BDS yang banyak menentang kebijakan-kebijakan Israel. Konferensinya sendiri bertema, “Membangun jembatan dan membendung upaya boikot”. Konferensi ini juga dilakukan bersamaan dengan digelarnya konferensi yahudi internasional yang akan diikuti sejumlah organisasi penting Zionis.
Menuru Danon akan hadir dalam konferensi ini 1500 mahasiswa dari puluhan oerganisasi yang menentang gerakan BDS. Akan hadir juga sejumlah pakar, hukum, media, opini dan yang launya. Tidak ada keraguan padanya bahwa BDS tidak pernah berhenti menyakiti Israel, ungkapnya. (asy/Infopalestina.com)