"Antara TAAT dan MEMBEBEK" by @hasmi_bakhtiar


Oleh Hasmi Bakhtiar
Alumni Al-Azhar, S2 HI Lille Perancis

1. Bonjour Indonesia. Pagi ini gw pengen cerita tentang 'Bebek' sambil nungguin makan dateng.

2. Malik bin Nabi dan Muhammad Al Ghazali pernah menulis tentang 'alqobiliyah lil isti'mar' (umat yang pantas dijajah).

3. Dijelaskan di situ ada sebagian anak bangsa yang justru menyambut baik penjajahan, bahkan mereka gembira dengan penjajahan tsb.

4. Kemudian Sayyid Quthb menulis tentang 'alqobiliyah lil isti'bad' yang menjelaskan ada manusia yang memang layak diperbudak bahkan bangga.

5. Sayyid Quthb menjelaskan ada tipe manusia yang sudah dilahirkan merdeka, tapi tetap mencari jalan untuk menjadi budak.

6. Sekarang kita temukan fenomena spt tulisan2 mereka. Kita sering temukan orang yang sebenarnya terpelajar tapi mau dijadikan bebek.

7. Dipecut dikit dia langsung gerak tanpa fikir. 'Sami'na wa Atha'na bilaa tafkir'

8. Padahal mereka dilahirkan dalam keadaan merdeka, punya pilihan untuk berkata iya atau menolak, tapi mereka memilih 'membebek'.

9. Mereka ini sebenrnya korban. Ada kelompok yang membuat mereka spt itu. Ini terjadi bisa atas nama negara, agama atau organisasi.

10. Kalau kita lihat dari kaca mata islam, ga ada tempat buat sifat 'membebek' spt ini. Kita lihat firman Allah dalam surat Al Insan ayat 3.

11. Atau firman Allah surat Al Balad ayat 10. Islam memberi kita kesempatan untuk memilih, bukan hanya manggut2 tanpa faham.

12. Allah menciptakan manusia dg kebebasan memilih dan berfikir, itu semua bukan untuk disia2kan tapi untuk digunakan. Jika ga artinya kufur.

13. Dan sikap 'membebek' yang sering kita lihat adalah memberikan cek kepercayaan atas dasar taat atau cinta tanpa banyak fikir.

14. Ini sering kita temukan di internal partai, atas nama loyal kepada partai kita harus mengatakan iya sebelum berfikir.

15. Atau dalam sebuah organisasi, atas nama taat anggota harus setuju dengan semua keputusan organisasi, padahal ndak ngerti apa2.

16. Ini sering terjadi di internal gereja di abad pertengahan. Semua disuruh patuh kepada keputusan gereja tapi mereka ga boleh baca Injil.

17. Memang dalam agama kita ada aturan 'sami'na wa atha'na', tp mendengar di sini artinya mendengar sambil berfikir, bukan denger sambil bengong.

18. Ketika sudah mendengar sambil berfikir, barulah lahir kata ta'at. Begitulah Islam menghargai isi dalam tempurung kepala itu.

19. Bagaimana dalam berpartai kita dilarang berfikir, dalam urusan akidah terbesar saja tentang keberadaan Allah kita disuruh berfikir.

20. Fenomena 'membebek' ini sering membuat kita tertawa. Kalau junjungan mereka yang nyuruh, salah benar ga penting...

21. ...tapi kalau perintah datang dari lawan, biar seribu wali bilang benar tetap mereka menolak.

22. Ini model bani Israil yg dikatakan Nabi: kalau yg mencuri dari pembesar mereka, maka mereka akan diam, tapi kalau rakyat kecil mereka habisi.

23. Kader partai model begini sangat gampang dimanfaatin pihak lain. Tinggal pegang pembesarnya maka kader akan bergerak atas dasar taklid buta.

24. Kader bergerak atas dasar taat qiyadah atau jihad fi sabilillah, padahal mrk sedang menjadi 'bebek' :(

25. Kalo jadi 'bebek' qiyadah masih mendinglah, mereka masih orang sholih walau bodoh, tapi kalau sebenernya jadi 'bebek' pihak lain? Cedih.

26. Saking bahaya nya sikap 'membebek' ini, sampai Islam tidak memberi ruang baginya. Karena itu berlawanan dg fitrah manusia.

27. Jamaah dakwah, atau partai yang ada embel dakwahnya harus benar2 lepas dari kebiasaan menjadikan kadernya seperti 'bebek'.

28. Karena dakwah itu artinya membangun umat, membangun peradaban, mustahil berhasil dilakukan dengan cara2 binatang.

29. Begitu juga sbg kader, kita ini manusia, berjuang dg cara manusiawi, tujuan kita membangun manusia, maka jgn pernah bertindak bagai binatang.

30. Pemimpin ideal menurut islam itu yang meminpin dg cara yang disukai oleh yang dipimpin, bukan sebaliknya.