Bung Karno: Homoseksual Lebih Menakutkan Dibanding Imperialis Belanda


Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri, mengungkap, Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno alias Bung Karno adalah sosok yang ngeri melihat perilaku homoseksual.

"Tahun 1965 Bung Karno itu sudah menulis atau bercerita atau mengalami dan lihat langsung tentang bagaimana kegilaan LGBT di dalam penjara," ungkap Reza dalam seminar kebangsaan yang diselenggarakan Laznas BMH bersama DPW Hidayatullah Jabodebek.

"Tahun 1920-an dia alami itu, kemudian dia tuangkan dalam sebuah biografinya 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat'.  Pertama kali terbit tahun 1965," jelasnya di Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (27/02/2016).

Kata Reza, dalam biografi itu, ada satu bab khusus dimana Bung Karno bercerita panjang lebar tentang rasa takutnya. Bung Karno, kata Reza, lebih takut pada homoseksual daripada berhadapan dengan imperialis Belanda.

"Bung Karno lihat sendiri dengan mata kepala dia. Bagaimana kemudian kegilaan-kegilaan itu, berada dalam situasi terkurung, berada dalam situasi yang sangat buruk membuat manusia kehilangan akal sehatnya, dan memilih untuk melakukan –maaf– persenggamaan dengan sesama jenis di dalam penjara," paparnya.

"Saya pikir itu merupakan literatur berkualitas pertama di Indonesia yang bicara tentang kengerian yang dimunculkan oleh homoseksualitas," lanjut pegiat Gerakan Indonesia Beradab (GIB) ini.

Namun, Reza menyayangkan Indonesia yang dinilainya tidak pernah bersikap serius menangani fakta mengerikan yang dialami oleh sosok sekelas Bung Karno.

"Sejak tahun 1965 buku itu terbit sampai bertahun-tahun kemudian, menurut saya tidak pernah ada penyikapan serius bagaimana menanggulangi homoseksualitas, terutama sekali di dalam penjara," ulasnya.

Sumber: Hidayatullah