"Wawu Harapan"


"Wawu (و) Harapan"

Oleh Musyafa Ahmad Rahim

Diantara ayat yang terkategori sebagai “arja ayatin fil Qur’an” (آَرْجَى آَيَةٍ فِي الْقُرْآنِ) adalah firman Allah SWT:

ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡہُم مُّقۡتَصِدٌ۬ وَمِنۡہُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٲتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡڪَبِيرُ (٣٢) جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬ يَدۡخُلُونَہَا يُحَلَّوۡنَ فِيہَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ۬ وَلُؤۡلُؤً۬اۖ وَلِبَاسُہُمۡ فِيہَا حَرِيرٌ۬ (٣٣) وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ۬ شَكُورٌ (٣٤) ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ مِن فَضۡلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيہَا نَصَبٌ۬ وَلَا يَمَسُّنَا فِيہَا لُغُوبٌ۬ (٣٥)

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan 1261 dengan izin Allah. Yang demikian itu itu adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (Q.S. Fathir: 32 -35).

Ayat-ayat ini terkategori "arja ayatin fil Qur’an" Yang demikian ini karena:

(1) Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah memilih umat ini. Buktinya, Allah SWT wariskan Al-Qur’an ini kepada mereka.

(2) Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa para pewaris kitab suci Al-Qur’an ini ada tiga tingkatan:

a. Zhalimun Linafsihi, menzhalimi diri sendiri, yaitu mereka yang taat kepada Allah SWT dan juga bermaksiat kepada-Nya.

b. Muqtashidun, yaitu mereka yang taat kepada Allah SWT, dan tidak bermaksiatkepada-Nya, namun tidak mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan yang sunnat-sunnat.

c. Sabiqun Bilkhairat, yaitu mereka yang menjalankan segala kewajiban, meninggalkan segala larangan dan terus berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai bentuk ketaatan yang sunnat.

(3) Ayat-ayat ini, setelah menyebutkan tiga tipologi para pewaris ini menjelaskan bahwa mereka semua, ya, mereka semua dijanjikan dengan syurga Adan yang akan dimasuki oleh mereka. Istilah ayatnya: “jannatu adnin yadkhulunaha”. Pada kalimat “yadkhulunaha”(يَدْخُلُوْنَهَا) terdapat huruf “wawu”. Huruf “wawu” ini, dalam Bahasa Arab namanya “dhamir” (kata ganti) yang menunjukkan orang ketiga jamak (plural). Di mana “dhamir” ini menunjuk kepada tiga tipologi yang telah Allah SWT sebutkan sebelumnya. Dengan demikian, “dhamir” “wawu” ini mencakup juga mereka-mereka yang disebut sebagai “zhalimun linafsihi” juga. Oleh karena inilah, “wawu” ini bisa disebut sebagai “wawu harapan”.

Terkait dengan hal ini, Syekh Muhammad Amin Asy-Syinqithi berkata mengutip sebagian dari ahli ilmu:

قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ: حُقَّ لِهَذِهِ الْوَاوِ أَنَّ تُكْتَبَ بِمَاءِ الْعَيْنَيْنِ، فَوَعْدُهُ الصَّادِقُ بِجَنَّاتِ عَدْنٍ لِجَمِيعِ أَقْسَامِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، وَأَوَّلُهُمُ الظَّالِمُ لِنَفْسِهِ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ مِنْ أَرْجَى آيَاتِ الْقُرْآنِ، وَلَمْ يَبْقَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ أَحَدٌ خَارِجٌ عَنِ الْأَقْسَامِ الثَّلَاثَةِ، فَالْوَعْدُ الصَّادِقُ بِالْجَنَّةِ فِي الْآيَةِ شَامِلٌ لِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ (أضواء البيان في إيضاح القرآن بالقرآن [5 / 490]).

Sebagian ahli ilmu berkata: “Wawu ini sangat layak untu ditulis dengan air mata, sebab, janji Allah yang pasti terbukti tentang berbagai syurga Adn mencakup tiga tipologi dari umat ini, di mana zhalimun linafsihi adalah yang pertama dari mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa ayat ini termasuk ayat yang paling memberi harapan dari sekian banyak ayat-ayat Al-Qur’an.

Dengan adanya ayat ini, tidak tersisa lagi seorangpun dari umat ini yang tidak tercakup oleh tiga tipologi itu.

Jadi, janji yang pasti terbukti ini mencakup seluruh kaum muslimin

(Dinukil dari Kitab Adhwaul Bayan fi Idhahil Qur’an bil Qur’an [5/490]).

Ya Allah…
Tegar dan teguhkanlah kami pada keimanan, Islam dan ketaqwaan, amin.