"MENTERI MARWAN DAN MANAJEMEN GARUDA"
Penulis: Muhammad A S Hikam
Pada prinsipnya saya setuju dengan Menteri Desa dan Daerah Tertinggal, Marwan Jafar(MJ), bahwa Garuda masih perlu perbaikan dalam manajemen termasuk soal delay atau penundaan dan keterlambatan. Namun saya tidak setuju dengan Pak Menteri MJ, kalau kemudian masalah tsb digebyah uyah sampai menjadi soal penggantian Direksi Garuda dan menuding perusahaan plat merah tersebut secara keseluruhan buruk kinerjanya.
Apalagi setelah saya membaca sebab musabab mengapa MJ ngamuk-ngamuk kepada Garuda, yang sebenarnya bukan domain kerjanya. Ternyata kemarahan MJ muncul gara-gara dirinya telat boarding sehingga ditinggal oleh pesawat yang seharusnya ditumpangi. Harusnya MJ malah memuji sikap Garuda yang disiplin itu dan menghargai keputusan pilot yang berusaha on time. Toh MJ masih bisa berangkat dengan pesawat berikutnya. Soal beliau terlambat di acara tentu tanggungjawab sendiri.
Saya mengalami delay dalam penerbangan Garuda dari Jkt ke Sby kemaren. Tetapi saya bertanya kepada petugas ground apa sebabnya, dan sang petugas menjawab secara lugas dan tak apologetik. Meski saya agak kecewa dengan delay tsb, tetapi tidak lantas serampangan menganggap itu kekeliruan pihak Garuda seluruhnya. Proporsionalitas itu yang perlu dilihat oleh MJ, apalagi dalam kasus beliau ternyata dirinya sendiri ikut bertanggungjawab karena telat hadir.
Sebagai figur publik, komentar MJ yang tak proporsional tentu disayangkan. Alih-alih merebut simpati, justru malah akan mengundang sinisisme. Karena orang bisa saja malah balik menuding MJ arogan dan lebay dengan kemarahannya itu. Kita perlu mendorong Garuda agar meningkatkan kinerjanya, termasuk melalui kritik. Namun tetap memperhatikan proporsionalitas dan fakta serta bukti.
Simak tautan ini:
http://ift.tt/1RrPo70
*sumber: fb