Sejak hari pertama dilantik saat terjadi reshuffle jilid pertama hingga kini (sudah lebih dari 6 bulan), Menko Maritim Rizal Ramli tidak pernah sekalipun dikunjungi oleh Menteri ESDM Sudirman Said.
Padahal Menko Maritim sudah berkali-kali melayangkan undangan kepada Menteri ESDM baik untuk rapat maupun untuk keperluan koordinatif lainnya. Kementerian ESDM itu berada dibawah Menko Maritim.
Hal ini tentu menyebabkan Menko Maritim menjadi kesulitan menjalankan amanat Peraturan Presiden (Perpres) 10/2015 yang salah satu tugas utamanya adalah "mengkoordinasikan, mensupervisi, dan mengendalikan" Kementerian ESDM.
Tidak jelas apakah Sudirman Said tidak berani berhadapan untuk sekedar bertemu dan berdiskusi dengan Rizal Ramli, ataukah memang Sudirman Said mendapatkan "arahan dari orang lain" selain Presiden sehingga berani untuk tidak mematuhi Perpres 10/2015?
[sumber: catatan FAISAL MAHRAWA, Kepala Litbang Kantor Berita Politik RMOL]
Atas situasi seperti tersebut di atas:
1] Kenapa Pak Jokowi terkesan melakukan "pembiaran"?
2] Apakah memang, konflik itu [antara Menko Rizal dan Menteri Said] memang sengaja dipelihara oleh Pak Jokowi (untuk maksud tujuan tertentu)?
3] ATAU karena Pak Jokowi memang tidak mampu mengendalikan, karena masing-masing sama ada "backing" kepentingan di belakangnya?
4] atau MEMANG kekisruhan itu sengaja dibuat [untuk membuat kamuflase], JUSTRU guna memuluskan kepentingan pihak-pihak [note: para investor] tertentu?
Perbedaan point 2 dan point 4 adalah point 2 lebih pada kepentingan dinamika politik, sedangkan point 4 adalah kemungkinan adanya motif bisnis yang terselubung dari konflik yang dibiarkan.
-by Tara Palasara-