Pertama di Dunia! Terobosan Alumni IPB, Tanam dan Panen Padi Perkotaan di Balikpapan


Sempitnya lahan untuk pertanian di Kota Balikpapan tak menyurutkan cita-citanya.

Anak muda alumni IPB ini yang bernama Kurnia Sutanto cukup Kreatif dan Inovatif terobosan yang memanfaatkan trotoar dan jalan aspal menjadi Lahan Percobaan untuk menanam Padi varitas unggul lokal asli Indonesia.

Didukung oleh TNI AD ternyata waktu 120 hari menghasilkan sesuatu yang Luar Biasa... PANEN PADI di tengah Kota.

Sabtu (20/2/2016) lalu, Kodim 0905/Balikpapan menggelar panen padi perkotaan di areal lapangan Tenis, Jalan MT Haryono Dalam, Kecamatan Balikpapan Selatan. Panen perdana.

Kegiatan dibuka Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Wali Kota Balikpapan, HM Rizal Effendi, Dandim 0905/BPP, Kolonel Inf Heri Setya Kusdiantana. “Yang mana sebanyak 1.200 padi yang ditanam dalam pot berupa ember cat plastik dipanen,” terang Heri saat diwawancarai Balikpapan Pos di kegiatan panen padi.

Keberhasilan Kodim 0905/BPP dalam memanen padi perkotaan tak lepas dari campur tangan seorang tenaga ahli di bidang pertanian yang juga alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Kurnia Sutanto.

Kurnia Susanto menegaskan pengembangan penanaman padi dengan potisasi merupakan inovasi satu satunya di dunia pertanian. "Terobosan ini merupakan yang pertama di Dunia.  apalagi menggunakan benih yang berkualitas. Yang mana dari hasil pemanen padi yang dikembangkan di dalam pot dapat menghasilkan 200 sampai dengan 300 gram padi," kata Sutanto usai menghadiri kegiatan panen padi perkotaan oleh Kodim.

Bibit Pernah Ditawar Asing Rp400 Juta


Bibit padi yang dipakai adalah bibit varitas unggul Sertani (Serikat Tani Indonesia) 13 yang merupakan hasil eksperimen Surono Danu dari Lampung selama delapan tahun.

"Bibit ini tahan pada lahan kering, tahan hama dan menghasilkan bulir gabah yang lebih banyak permalai/tangkai," ujar Kurnia Sutanto.

Sertani 13 menurut Kun panggilan akrab Kurnia Sutanto ini sangat tahan pada cuaca kering seperti kondisi cuaca di Kalimantan atau Balikpapan. Hasil panen perhektarnya dapat mencapai 2 hingga 3 kali lipat dari bibit padi lainya.

"Perhektar bisa panen 14 ton gabah dibandingkan bibit unggul lanya 5,5 – 6 ton. Apalagi kalau tanahnya sudah banyak kena pupuk kimia paling menghasilkan 4-5 ton saja," ujarnya.

Dengan hasil panen yang sangat tinggi itu, bibit varitas unggul lokal Sertani 13 ini beberapa kali ditawar oleh pihak luar negeri terutama negara penghasil padi yang ingin membeli bibit ini.

Penawaran itu ditolak karena jiwa patriontik yang patut ditiru ditengah lunturnya jiwa kebangsaa Indonesia. Bibit temuanya untuk Indonesia agar kedepan memiliki kedaulatan pangan di rumah sendiri.

"Dia punya jiwa patriotik yang menurut saya cocok untuk TNI. Jiwa patriotik itu ya itu benih yang dilahirkan itu ditawar Rp400 juta pergramnya. Pergram itu isi 36 butir," terangnya sambil membukakan youtube tentang Surono Danu.

Cocok di Perkotaan


Kurnia Sutanto  menambahkan varitas Sertani 13 sangat cocok ditanam diberbagai jenis tanah termasuk di pulau Kalimantan yang dikenal miskin hara dan tipisnya lapisan tanah subur.

Selain itu, Sertani 13 ditanam di tanah yang tidak menggunakan pupuk kimia namun lebih menggunkan pupuk hewan yang sudah matang. Dan tidak banyak membutuhkan banyak air (tahan kekeringan).

"Ini bisa ditanam dimana saja dengan media ember plastik bekas limbah seperti yang diinisiasi Kodim Balikpapan. Apalagi kultur bertani makin hari makin berkurang," tandasnya.

Dia menambahkan penanaman padi dengan wadah ember plastik secara institusi belum pernah dilakukan. "Setahu saya baru ini Kodim Balikpapan. Kalau lain biasanya untuk ruang-ruang penelitian dan penghobi-penghobi saja," tuturnya.

Bertani padi kini tidak harus diatas lahan pertanian terbuka dan luas. Bagi masyarkat kota seperti Kota Balikpapan dapat meniru langkah Kodim Balikpapan menanam padi perkotaan sejak 4 bulan lalu.

"Bahkan kegiatan ini bisa mengurangi limbah plastik berupa ember atau bekas cat. Airnya tidak perlu air bersih tapi air limbah rumah tangga. Tanahpun dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah matang," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan petani padi di Balikpapan. Arifudin, petani padi asal Teritib ini mengaku sangat mendukung sekali terobosan baru tersebut. Hal tersebut sangat minimalis, sederhana dan dapat ditanam meski ditengah perkotaan sekalipun.

"Bagus sekali, bisa ditanam ditengah perkotaan. Lebih mudah ini, lahan yang dibutuhkan tidak harus luas. Hanya saja kebutuhan pot atau embernya yang menelan biaya lebih. Mungkin bisa diganti dengan yang lainnya seperti polybag yang tidak bolong," ujar Arif

__
Sumber referensi:
- http://ift.tt/1T5zvqy
- http://ift.tt/1QaLHAl
- http://ift.tt/1T5zvqA