Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menolak diberikan nilai merah pada kinerjanya besama Djarot Syaiful Hidayat, seperti hasil survei yang dirilis Persikop Data beberapa waktu lalu.
Ahok berkilah bila saja kinerjanya jeblok paling tidak uji sampling yang didapat lembaga survei itu hanya sampai bulan Mei lalu. "Sekarang coba lihat survei secara garis besar tentang kesehatan, bagus enggak? 70 persen ke atas kalau kita baca dia punya survei," ujar dia, di Balai Kota Jakarta, Kamis (18/6/2015).
Jika nilai jeblok dari masyarakat tentang moda transportasi, Ahok menilai wajar adanya. Sebab, hal itu dipicu pengadaan ribuan bus Transjakarta yang bermasalah. Hingga pada akhirnya Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono diadili karena diduga telah melakukan tindak pidana korupsi.
"Harusnya kalau tahun 2013 enggak beli bus yang macam-macam itu sudah beres, bisa nambah 600 sampai 700 bus. Jadi pasti orang enggak puas karena busnya enggak datang," terangnya.
Sebelumnya, dalam rilis hasil survei yang dilakukan pada Selasa, 16 Juni 2015 kemarin, Lembaga Survei Periskop Data mengatakan publik Jakarta secara umum memberikan 'rapor merah' terhadap duet kepemimpinan Ahok dan Djarot.
Direktur Eksekutif lembaga survei itu, Muhammad Yusuf Kosim, mengatakan bahwa tingkat kepuasan publik di 3 sektor, yaitu ekonomi, kesejahteraan, dan politik, berada di bawah rata-rata.
Rendahnya tingkat kepuasan publik itu dinilai sebagai akibat dari ketidakmampuan pemerintahan Ahok-Djarot dalam mengendalikan harga sembako di ibu kota, masih tingginya angka pengangguran di Jakarta, serta adanya kisruh APBD DKI Tahun 2015.
Pemerintahan Ahok-Djarot dinilai hanya berhasil melakukan pembenahan di bidang administrasi kependudukan. Kendati demikian, lembaga survei yang sama juga menyebut tingkat kepuasan publik terhadap kualitas layanan kesehatan dan pendidikan cukup tinggi. (Rimanews)