Oleh: Mabni Darsi
Berbagai usaha dilakukan Ikhwanul Muslimin (IM) untuk menyelamatan Sayyid Quthb (1906-1966) dan beberapa tokoh IM dari eksekusi mati. Demonstrasi besar-besaran digelar di beberapa negara muslim menolak vonis hukuman mati terhadap penyusun kitab Fii Dzilaalil Qur’an tersebut.
Karena kedekatan IM dengan raja Faishal bin Abdul Aziz dan atas bantuan ulama-ulama Arab Saudi seperti Abdul Aziz bin Baz, raja Faishal meminta kepada presiden Mesir Gamal Abdul Naseer agar membatalkan eksekusi mati terhadap Sayyid Quthb dan beberapa tokoh IM. Beliau meminta agar Sayyid Quthb dideportasi ke Saudia Arabia dan sebagai gantinya beliau bersedia mengabulkan permintaan apa saja dari Naser.
Usaha terakhir yang dilakukan oleh raja Faishal adalah dengan mengirim surat langsung kepada Naser. Surat tersebut tiba dan disampaikan kepada Abdul Naser pada sore hari pada tgl 28 Agustus 1966.
Namun Naser tak bergeming, dia justru mempercepat eksekusi dari jadwal yang direncanakan. Sedangkan surat yang dilayangkan oleh raja Faishal tak dibukanya –karena dia telah menduga isinya-- kecuali setelah eksekusi dilaksanakan menjelang subuh pada tanggal 28 /08/1966. Pada pagi harinya 29/08/1966 barulah Naser membuka surat tersebut. Kemudian dia mengirim surat balasan kepada raja Faishal dan mengatakan permintaan maafnya tidak bisa mengabulkan permintaan raja Fasihal karena surat tersebut tiba setelah eksekusi telah dilaksanakan.
Di pagi harinya saat raja Faishal mengetahui bahwa eksekusi mati terhadap Sayyid Quthb telah selesai dilaksanakan, beliau menangis dan sangat sedih atas peristiwa yang telah membuat seluruh dunia Islam berduka.
Kepada Shaleh Ozjan salah seorang staf beliau yang menemuinya pada pagi hari itu, Raj Faishal mengatakan:
“Sayyid Quthb telah menemui Rabb nya! Padahal saya telah mengirim surat kepada Abdul Naser dan meminta agar membatalkan eksekusi mati, dan sebagai gantinya dia boleh meminta apa saja. Tetapi takdir Allah berkata lain, setiap ajal telah ditentukan.”
Di pagi harinya saat raja Faishal mengetahui bahwa eksekusi mati terhadap Sayyid Quthb telah selesai dilaksanakan, beliau menangis dan sangat sedih atas peristiwa yang telah membuat seluruh dunia Islam berduka.
Kepada Shaleh Ozjan salah seorang staf beliau yang menemuinya pada pagi hari itu, Raj Faishal mengatakan:
“Sayyid Quthb telah menemui Rabb nya! Padahal saya telah mengirim surat kepada Abdul Naser dan meminta agar membatalkan eksekusi mati, dan sebagai gantinya dia boleh meminta apa saja. Tetapi takdir Allah berkata lain, setiap ajal telah ditentukan.”