Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho meninjau 10 posko pengungsi korban erupsi Gunungapi Sinabung di Kabupaten Karo, Kamis (25/6) kemarin. Gubernur Gatot datang didampingi Wakil DPRD Sumut Ruben Tarigan, Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Tim Safari Ramadhan Pemprov Sumut.
Tampak juga petinggi Yayasan Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), seperti Vice Presiden ACT Ibnu Hajar, dan General Manager ACT Dwiko Hari Dastriadi dan Head Office ACT Medan Zulham Effendi, dan Ketua Program ACT Medan Susanto Ginting, yang memberi berbagai masukan bagi Gubernur.
Dalam keterangannya, Gubernur Gatot menyebutkan kedatangan mereka menjadi bagian dari sosialisasi tentang pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi para pengungsi dari tujuh desa yang terletak pada radius tujuh Km yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
Dalam pembangunan Huntara tersebut, Pemprov Sumut menurut Gubernur Gatot akan menggandeng pakar ahli dari Universitas Sumatera Utara (USU).
"Kita akan menggandeng arsitek dari USU untuk membangun Hunian sementara ini," katanya seperti dikabarkan medanbagus.com.
Selain menggandeng arsitek, Pemprov Sumut juga akan menggandeng yayasan kemanusiaan yang selama ini sudah mendampingi para pengungsi, yakni Yayasan Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap.
"Kita butuh masukan dari ACT untuk perencanaan pembangunan tersebut," ujarnya.
Diketahui sejumlah pengungsi membutuhkan Huntara karena desa mereka direkomendasikan untuk disterilkan seiring meningkatnya status Sinabung menjadi Awas. Para pengungsi tersebut saat ini masih menghuni posko pengungsian yang tersebar 10 posko pengungsian. [rus/RMOL]