Proyek kereta cepat Jakarta - Bandung terus mendapat sorotan dari berbagai pihak. Proyek Kementerian BUMN dan China ini dinilai belum perlu dilakukan karena rute Jakarta - Bandung sudah mudah dilalui dengan mobil.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengingatkan janji Presiden Jokowi yang ingin membangun Indonesia dari timur terlebih dahulu. Dia mempertanyakan, kenapa pemerintah ngotot menggarap proyek kereta cepat padahal sudah banyak ditentang termasuk oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi sering mengatakan akan mendahulukan pembangunan infrastruktur di luar Jawa untuk mendorong kemajuan ekonomi di daerah lainnya. Lah kok sekarang mau membangun jalur kereta api cepat Jakarta - Bandung yang infrastrukturnya bisa dikatakan sudah lengkap karena sudah ada kereta api, tol maupun jalan non tol maupun angkutan udara. Jadi apalagi yang mau dibangun?" kata Fahri saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, seperti dilansir merdeka.com (Senin, 1/2/2016).
Menurut dia, Jokowi lebih baik membangun jembatan yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Sumatera. Dia ingin pemerintah punya prioritas sendiri, jangan sampai didikte oleh negara lain.
"Kan lebih baik membangun jembatan Selat Sunda atau kalau dikatakan itu sulit dilakukan karena geografis tidak mendukung, maka bisa dibangun terowongan bawah laut yang menyambungkan Sumatera dan Jawa. Ini lebih masuk akal. Infrastruktur itu kepentingan bangsa kita. Kita yang menentukan prioritasnya dan bukan pihak asing dengan mendikte apa yang kita perlukan dan yang tidak," ujar Fahri.
Lebih lanjut, Fahri pun menjelaskan ketika saat ini masih banyak masyarakat di daerah yang menginginkan dan membutuhkan sekedar transportasi yang layak, maka pembangunan kereta cepat ini melanggar rasa keadilan masyarakat. Kalaupun mau dipaksakan membangun jalur kereta cepat di pulau Jawa, maka kereta cepat Banten-Banyuwangi masih lebih tepat.
"Paling tidak ini akan lebih berguna mendorong pembangunan," paparnya lagi.
Fahri menilai, proyek kereta cepat Jakarta - Bandung hanya akan merugikan Indonesia. Dia mencontohkan proyek monorail yang mangkrak di Jakarta tak jelas penyelesaiannya.
"Seorang mantan pejabat mengatakan pada saya bahwa dia ngeri melihat proyek ini karena ujung-ujungnya bangsa ini pasti dirugikan. Tidak usah jauh-jauh, contohnya ada di depan mata kita yaitu proyek monorail. Proyek itu mangkrak, negara rugi dan tidak ada yang bertanggungjawab. Sudah mangkrak, mengganggu lalu lintas di Jakarta, uang terbuang percuma dan tidak ada yang bertanggungjawab," ujar dia.