by Canny Watae
Pilpres 2019 masih jauh, tapi Prabowo sudah ditembaki satu ronde artileri.
Sebuah berita berjudul "Jokowi Bantu Terangi Sebuah Dusun di Dekat Kandang Sapi Prabowo" yang diberitakan Kompas mampir di wall saya. Berita bertagging Senin, 22 Februari 2016 | 17:32 WIB.
http://ift.tt/1VAPFWB
Sebuah tembakan provokasi yang, selain terlalu dini, juga terlalu mudah untuk ditangkal, dan makin menunjukkan media "carrier" pembawa artileri tersebut adalah media yang mengabdi pada kepentingan politik tertentu. Alias, media partisan.
Saya sudah tidak membaca Kompas lagi. Tidak mencari informasi dari media itu lagi. Tapi, kalau beritanya mampir di wall saya, prinsip saya: ketemu musuh jangan lari, jadikan momentum membongkar kebusukannya. Mari, simak isi beritanya, sekaligus kita bedah dengan pisau analisis yang paling sederhana, yaitu: text analysis:
Nasional
[Canny: ditempatkan di rubrik "Nasional", agar menjadi isu nasional, menjangkau khalayak nasional].
Jokowi Bantu Terangi Sebuah Dusun di Dekat Kandang Sapi Prabowo
[Canny: mengapa "Kandang Sapi", bukannya "Peternakan Sapi"? Agar tampak kontras, ada dusun yang masih belum berlistrik sementara ada tokoh besar bikin kandang sapi di "dekat"nya].
Senin, 22 Februari 2016 | 17:32 WIB
[Canny: bersamaan tanggal dan jam saat isu pelemahan KPK memasuki masa puncak, saat mana Joko Widodo harus memutuskan merevisi atau tidak UU KPK].
Caption: Jokowi dan Prabowo bertemu di Kertanegara 4, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
[Canny: di atas itu adalah keterangan foto. Foto yang ditampilkan adalah foto Prabowo dan Jokowi. Ini adalah upaya redaksi untuk menekankan label di alam bawah sadar khalayak pembaca, bahwa Prabowo tokoh antagonis punya kandang sapi di dekat dusun tak berlistrik), Jokowi adalah tokoh protagonis (pahlawan besar yang datang menerangi dusun di dekat kandang sapi Prabowo).]
ISI:
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantuan berupa puluhan lampu untuk masyarakat yang hidup di Dusun Cisadon, kawasan Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Bantuan tersebut diberikan oleh tim dari staf sekretaris presiden.
[Canny: Diberikan penekanan bahwa aksi heroik menerangi dusun adalah aksi Joko Widodo.]
Salah seorang staf Sekretaris Presiden, I Made Gunawan, mengatakan, awalnya, tim bantuan menempuh jalan dengan kendaraan roda empat sampai kawasan Hambalang. Lokasi terakhir itu dekat dengan kandang sapi milik Prabowo Subianto.
[Canny: penekanan lagi soal kandang sapi Prabowo. Juga, info terselubung bahwa akses kendaraan roda empat hanya sampai ke lokasi milik Prabowo, eksklusif. Redaksi menyembunyikan fakta bahwa lokasi dusun tujuan sebenarnya jauh dari lokasi Prabowo dengan menulis "Lokasi terakhir itu". Padahal, perkara mereka (para pahlawan "pembawa terang") parkir kendaraan di dekat lokasi peternakan atau tidak, itu adalah opsi mereka sendiri. Tidak ada hubungan jauh dekatnya itu dusun yang dituju terhadap lokasi peternakan milim Prabowo.]
"Kemudian, kami jalan kaki ke dusun yang dituju selama sekitar tiga jam. Kondisinya, di desa itu sama sekali tidak dialiri listrik," ujar Made di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/2/2016).
[Canny: jalan kaki selama 3 jam itu jauh... Redaksi Kompas bilang "Dekat". Tak sadar menulis kontradiksi].
Di dusun itu, tim menyalurkan bantuan berupa 22 paket. Satu paket berisi lima lampu beserta satu aki. Tim juga menyerahkan satu generator beserta satu instalasi pengisi daya aki untuk mendukung kekuatan lampu-lampu itu.
[Canny: kalau akinya lobet, cas-nya pake generator. Bensin/solarnya dari mana? Kalau mau lebih masuk akal, semestinya bawain pembangkit listrik tenaga surya]
"Generator digunakan untuk menghidupkan charger aki. Nah, charger aki itu digunakan untuk mengisi daya aki untuk lampu-lampu itu. Untuk sekali charge, aki itu bisa tahan sampai tiga pekan," ujar Made.
[Canny: ngidupin generatornya pake air?]
Menurut penuturan warga kepada tim, dusun itu tidak pernah dialiri listrik. Oleh sebab itu, bantuan lampu-lampu itu sangat berarti untuk menerangi kampung mereka.
[Canny: penekanan, betapa "hero"nya Joko Widodo].
Sebelumnya, tim juga memberikan bantuan paket lampu yang sama kepada 53 kepala keluarga di Desa Suka Mulya, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa ini baru terbentuk empat tahun dan belum pernah dialiri listrik.
[Canny: beginilah kalau namanya pencitraan gelap mata.... lupa kalau bisa memerintahkan PLN untuk membereskan masalah ini, tapi terlalu ingin tampil pencitraan]
Sumber: fb