Ahli filsafat dan tokoh agama Franz Magnis Suseno geram terhadap aksi penggusuran perkampungan miskin oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).
“Penggusuran merupakan sebuah kejahatan yang tidak pantas dilakukan di kota orang beradab. Rasanya malu menjadi warga kota seperti itu,” tegas Romo Magnis (sapaan akrab Franz Magnis Suseno), dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Menurut Romo Magnis, kemiskinan dan orang-orang miskin menjadi hal yang terabaikan dalam realitas hidup di Jakarta. Kota metropolitan ini, terlalu sibuk mengeluarkan miliaran rupiah untuk pelbagai hiasan dan ribuan penduduknya mengendarai mobil-mobil yang harganya bisa puluhan kali pendapatan tahunan sebagian penduduk lain.
Di tengah realitas hidup tersebut, Romo Magnis merasa tesentak ketika pemimpin Jakarta, dengan ringannya menggusur perkampungan miskin. “Orang-orang yang hampir tidak memiliki apa pun dari sedikit yang mereka punyai, justru diusir dan digusur, ” keluhnya.
Romo Magnis mangajak warga Jakarta untuk bersimpati dan tidak menutup mata terhadap tindakan sewenang-wenang pemimpin Ibukota. “Tentu para politisi, para pemimpin, hanya berani berbuat sebrutal itu karena kita menutup mata, karena mereka tahu bahwa kita diam tidak keberatan,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Romo Magnis menekankan dua kali, agar warga Jakarta lebih peduli kepada nasib warga perkampungan miskin. Dia memperikirakan, aksi penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta yang diperintahkan oleh Ahok, akan terus terjadi jika warga Jakarta membiarkannya .
“Jadi, bukan hanya pimpinan pemerintahan DKI yang kurang berperikemanusiaan, semua warga DKI yang mapan, yang dengan diamnya memberi sinyal bahwa mereka tidak keberatan, berpartisipasi dalam kebiadaban itu,” ujar Romo Magnis. (BN)