Ahok Mainkan Isu Rasisme Untuk Menuai Simpati Publik


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selama ini menyebut dirinya kerap diserang isu rasisme.

Padahal, calon incumbent itu malah yang sering menggunakan isu rasisme demi kepentingan politiknya yaitu untuk menuai simpai, terlebih jelang Pilgub DKI 2017.

"Ahok selalu melakukan diving rasisme, dan itu selalu melakukan itu, seolah olah dia jadi korban rasisme. Padahal dia itu hanya pura-pura saja, dia hanya ingin memanfaatkan itu, ibaratnya memanfaatkan tendangan bebas," kata advokat Habiburokhman, saat Deklarasi Tim Advokasi Jakarta Bergerak di Jakarta, Rabu (30/3), seperti dikutip dari RMOLJakarta.

Dia meminta agar Ahok segera menghentikan perilaku seperti itu. Agar event Pilkada di Jakarta bisa berjalan lebih kondusif dengan tidak diwarnai kecurangan.

"Prefensi politik boleh beda, tapi semua tindakan politik kita harus senantiasa dalam koridor hukum. Jangan ada pula orang memfitnah orang lain melakukan rasisme semata-mata demi menaikan popularitas sebagai pihak yang dizalimi," jelasnya.

Sebetulnya beberapa tokoh keturuan Tionghoa sudah menasihati Ahok untuk tidak arogan yang akan merugikan etnis Tionghoa lainnya.

"Ahoax itu sumber malapetaka etnis Tionghoa. Dari awal kampanye dia selalu "jualan" keras minoritasnya, sehingga profile etnisnya melekat kental daripada jatidiri kebangsaan, mending kalau perilaku dan peraingainya terpuji. Jauh berbeda dengan figur Kwik Kian Gie, Alvin Lie dan tokoh etnis politik lainnya yang tidak pernah jualan etnis, sebaliknya masyarakat menerima dan tidak pernah mempersoalkan asal-usul etnis mereka," kata tokoh Tionghoa Yap Hong Gie, putra pertama dari tokoh HAM Indonesia Yap Thiam Hien, beberapa waktu lalu di Facebooknya.

Tokoh Tionghoa yang lain, Jaya Suprana sampai menulis Surat Terbuka Untuk Ahok, yang diterbitkan salah satu koran.

Jaya Suprana (Phoa Kok Tjiang) yang dikenal sebagai Pendiri dan Ketua Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menulis "Surat Terbuka" yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Zhōng Wànxué) alias Ahok. Surat Terbuka ini diterbitkan harian Sinar Harapan edisi Rabu, 25 Maret 2015.

(Selengkapnya Baca: Surat Terbuka Jaya Suprana Kepada Ahok)