10 Juta Orang Dari 116 Negara Ramaikan 'World Hijab Day' February 1st



World Hijab Day is an annual event that takes place on February 1. The very first World Hijab Day was celebrated in 2013. Founded by Nazma Khan, it’s a worldwide event that encourages Muslim and Non-Muslim women to wear hijab, and experience life of a Hijabi woman. This event showcases freedom and traditional aspect of hijab to the women of the 116 participating countries. In short, World Hijab Day is a way for the Non-Hijabi woman to experience hijab from the other side.

Peringatan 'World Hijab Day' tahun ini, panitia berharap bisa mengumpulkan 10 juta orang dari 116 negara saat acara tahunan itu digelar untuk ketiga kalinya pada 1 Februari 2015.

"Misi kami adalah untuk mengumpulkan 10 juta peserta di seluruh dunia. Acara ini diselenggarakan sejak dua tahun terakhir untuk membangkitkan kesadaran lebih baik serta pemahaman lebih besar dan dunia yang damai," tulis penyelenggara World Hijab Day dalam halaman Facebook mereka dikutip ummid.com, Minggu 1 Februari 2015.

Pernyataan itu menambahkan, World Hijab Day juga bertujuan untuk mendorong toleransi beragama secara global melalui kesadaran Hijab.

"Kami meminta wanita non-Muslim dan wanita Muslim yang tidak memakai hijab di seluruh dunia untuk memakai hijab selama sehari pada 1 Februari. Hari itu akan menjadi hari bagi setiap orang yang ingin mengalami bagaimana rasanya memakai hijab."

"Kami tidak berharap banyak selain itu. Kami berharap Anda mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sedikit berbeda dari definisi kebebasan."

Pada 1 Februari ini, jutaan wanita Muslim dan non-Muslim akan memakai hijab dan secara serentak melakukan long march di jalan-jalan di 116 negara untuk memperingati 3 tahun World Hijab Day.

World Hijab Day adalah ide dari seorang warga New York bernama Nazma Khan. Acara tersebut menjadi sarana bagi Khan untuk menumbuhkan toleransi dan pemahaman beragama.

Khan ingin mendorong perempuan non-Muslim untuk mengenakan hijab dan merasakannya sebelum memberi penilaian terhadap wanita Muslim.

Khan juga melihat World Hijab Day sebagai kesempatan terbaik untuk melawan beberapa kontroversi seputar mengapa perempuan Muslim memilih untuk memakai hijab.

"World Hijab Day bukanlah suatu tindakan pemujaan melainkan cara yang efektif untuk menciptakan kesadaran global tentang isu yang kini mendapat serangan yang tak adil," kata Mufti Ismail Menk.

Di seluruh dunia, relawan telah mempersiapkan untuk acara yang ditunggu-tunggu ini. Peserta dari Amerika dan Eropa hingga Asia dan Afrika antusias menyambut World Hijab Day.

"Saya suka mengenakan hijab. Saya merasa sangat cantik. Meskipun saya non-Muslim, mengenakan hijab membuat saya merasa lebih cantik dan unik," kata Adreena, yang tinggal di California.

"Saya memakai hingga secara sembunyi-sembunyi karena sepertinya tidak diterima di masyarakat di sini. Termasuk teman-teman saya juga tidak suka, jadi saya memakai hijab saat saya tahu tidak bertemu mereka," ujar Juliana, non-Muslim dari Minneapolis, Minnesota.

Di Jakarta, acara World Hijab Day berlangsung Minggu pagi tadi di kawasan FX Sudirman. Para peserta bahkan rela tetap mengikuti acara dan seakan mengabaikan hujan yang turun deras.

Seperti yang terlihat dalam Instagram Hijup, dalam acara yang berlangsung di depan lobi utama Mal Fx Sudirman.

''Rain doesn't stop our #WorldHijabDayCelebration here at fX Sudirman, Jakarta. Happy World Hijab Day!'' tulisnya.

Dalam acara yang dimulai semenjak pukul 07.00 WIB itu, para muslimah juga diminta menyumbangkan hijab layak pakai mereka yang kemudian bakal disumbangkan ke Dompet Dhuafa dan Yayasan Tazkia.

Hijab menjadi perhatian dunia sejak Perancis melarang wanita Muslim memakainya di tempat umum pada tahun 2004.

Selain aksi di jalanan, di social media peringatan 'World Hijab Day' diramaikan dengan tagar #HijabDay.

(Sumber: OnIslam.net, twitter)