Apa Kepentingan Jokowi Mengganti Anies dengan Tokoh Muhammadiyah? Politik Praktis Menuju 2019


Mas Anies “habis”, karena kepentingan Politik Praktis.
(Konsolidasi Kekuatan untuk Stabilitas Politik dan Pilpres 2019)

Ada yang bertanya kepada saya, menurut pendapat Tara, apa alasan yang paling krusial hingga Pak Anies Baswedan (ex Mendikbud ) ikut diganti???

Untuk menjawab ini, saya perlu ekstra hati-hati karena jangan sampai menghakimi kapabilitas figur pengganti. Karena sosok pengganti Mas Anies, yaitu Prof. Muhadjir juga merupakan pribadi mumpuni yang memiliki banyak pengalaman serta jam terbang memadai.

Untuk itu, saya coba keluar dari frame sempit “Kenapa sosok Anies diganti” dengan lebih jauh membuat pertanyaan, “Apa Kepentingan Pak Jokowi mengganti Menteri Anies ???” mengingat Anies Baswedan adalah termasuk orang yang turut berjasa besar dalam mengantarkan Pak Jokowi menuju RI 1 di 2014 kemarin.

[Publik banyak yang berpendapat bahwa dengan mengingat jasa besarnya, setidaknya Anies Baswedan akan digeser saja.. dicarikan posisi yang disesuaikan dengan kapabilitasnya, karena berbeda dengan kasus Andy Wijayanto yang kontroversial, maka Anies Baswedan relatif acceptable].

Silahkan baca pendapat Netizen yang dihimpun oleh dua Situs Besar Berita di bawah ini:

Survei: "Netizen" Sambut Positif Sri Mulyani dan Sedih Anies Baswedan Diganti
http://ift.tt/2a8in3U

Kecewa Anies Baswedan Dicopot, Netizen: Siap-Siap Ganti Buku Pelajaran
http://ift.tt/2aSREFm

Nampak terlihat bahwa publik banyak yang mempertanyakan kenapa Anies Baswedan diganti dengan satu alternatif pemikiran ‘toh ada Menteri lain yang tidak terlihat gebrakan kinerjanya tapi dianya tetap aman-aman saja. Di sisi lain, Anies Baswedan termasuk menteri yang tidak TERLALU banyak membuat kontroversi, apalagi pembawaan aslinya nya memang santun dan elegan.

Dari beberapa informasi yang wara-wiri di situs berita (antara lain bersumber dari Menteri Pramono Anung) hanya terdapat selintas info bahwa Menteri Anies diganti karena TIDAK BISA MEMENUHI HARAPAN Pak Jokowi.

Anies Baswedan Dicopot Karena Tidak Memenuhi Harapan Presiden
http://ift.tt/2a8i6Oa

Kira-kira harapan yang mana? Apakah menteri lain yang masih dipertahankan itu berarti sudah memenuhi harapan Pak Jokowi?!

Nah, atas pertanyaan itulah lalu muncul banyak analisis dan saya mengajukan analisis sependek referensi yang saya miliki.

Ada sebagian kalangan yang memberikan penilaian bahwa Anies Baswedan diganti karena tidak cakap dalam menjalankan tugas diantaranya soal pergantian kurikulum, masih merebaknya pungutan liar di sekolah dan lain-lain. Atas pendapat ini, saya termasuk yang menilai bahwa ITU BUKAN PENYEBAB UTAMA RESHUFFLE!

Ada kepentingan politik praktis dari pergantian Anies Baswedan.

Kenapa saya ikut berpolarisasi ke penilaian itu, argumentasinya adalah:

1. Pengganti Anies Baswedan adalah berasal dari Ormas Besar Islam di Tanah Air.
2. Anies Baswedan tidak (juga) langsung dicarikan posisi lain, entah itu digeser ke jabatan menteri lain atau jabatan non menteri lainnya (mengingat jasa besarnya Anies).

Nah, berangkat dari dua hal di atas, maka PUN SELAIN karena ada alasan formal Anies Baswedan diganti  yaitu soal kinerja), maka saya berpendapat bahwa Pak Jokowi JUGA memanfaatkan kesempatan reshuffle kali ini ini untuk mempersiapkan/konsolidasi pondasi kekuatan guna 2019 kelak, DENGAN MANFAAT JANGKA PENDEK ADALAH MENSTABILKAN PERPOLITIKAN NASIONAL. [INGAT: Reshuffle kali ini adalah memberi Kursi Menteri kepada Golkar, PAN dan Muhamadiyah]. Dengan kata lain, kini posisi Pemerintah semakin kuat.

OKE, saya tahu.. akan ada yang menganggap bahwa analisis saya terlalu prematur. Akan tetapi keprematuran pendapat saya ini juga mendasarkan diri kepada perkembangan politik tanah air yang begitu mudahnya Parpol juga membuat keputusan prematur (Contoh: GOLKAR belum-belum sudah menyatakan akan mengusung Pak Jokowi di 2019).

Lanjut kembali kepada pembahasan soal reshuffle Anies Baswedan, saya mengajukan pendapat bahwa:

1. Penggantian Mendikbud dari unsur Muhammadiyah adalah dalam rangka mengakomodir (baca: merangkul) kekuatan Ormas Besar Islam di Tanah Air, yang sewaktu masih dipimpin oleh Pak Dien terkenal sangat kritis kepada Pemerintah (kini dipimpin oleh Dr. Haedar Nasir yang lebih soft).

Dengan demikian, kini dua Ormas Besar Islam sudah sama-sama mendapatkan “tempat” di Pemerintahan Jokowi yaitu NU di Kementerian Agama dan kini MUHAMADIYAH di Kemendikbud.

Jika ada pertanyaan kenapa Menteri Anies yang digeser untuk diberikan kepada Muhammadiyah, ya karena tidak mungkin Ormas MD diberi Kursi Menteri ESDM misalnya, dengan penjelasan bahwa tentunya disesuaikan dengan posisi strategisnya. Sejarah mencatat Tokoh MD sudah ada yang pernah menjabat Mendinas yaitu Prof. Malik Fajar. Dengan demikian, maka Mas Anies yang akhirnya “dikorbankan” oleh Pak Jokowi.

2. Kenapa Menteri Anies betul-betul diganti dan bukannya digeser (mengingat jasa besarnya kepada Pak Jokowi), sangat dimungkinkan adalah untuk alasan 'dePamorisasi' (menurunkan pamor) dari Anies Baswedan itu sendiri, mengingat Anies Baswedan adalah Tokoh Muda Cemerlang yang sangat berpotensi “merepotkan” pencalonan Pak Jokowi di Tahun 2019. Pemangkasan Anies Baswedan sedari dini dari kursi menteri akan menghambat laju popularitas diri, dengan demikian bisa mengurangi potensinya sebagai Tokoh Populer di 2019.

KESIMPULAN AKHIR:

Saya berpendapat bahwa secara menyeluruh, Reshuffle Kabinet kali ini BUKAN MURNI PERTIMBANGAN KEPENTINGAN KINERJA melainkan JUGA untuk kepentingan memperkuat posisi pemerintah dan mempersiapkan pondasi Pilpres 2019 bagi Pak Jokowi . Pembuktiannya adalah kita sama-sama tahu, ada sosok yang minim gebrakan prestasi tetapi tetap nyaman-nyaman saja di kursi menteri :)

Wallahu a’lam bish-shawab

(Tara Palasara)