Catatan Anak Medan: ORANG MEDAN SANGAT TOLERAN, ASAL JANGAN DIUSIIK


Kerusuhan berbau SARA di kota Tanjung Balai Sumut mendapat komentar dari salah seorang orang Medan Asli, Siska Bimo.

Afwan akh (maaf), sikap etnis tionghoa yang di medan memang kebanyakan yang songong, mereka merasa medan ini daerah kekuasaan mrk... tapi bagi yang etnis tionghoa pendatang yang dari luar daerah gak songong malah terheran-heran dan geleng-geleng kepala melihat sesama etnisnya yang 'petentengan' kalo istilah medannya....

Jadi kalo disulut kesabaran masyarakat medan -baik dari suku & agama- penyelesaiannya yah begini ini jadinya. 

Bukan skali ini aja kerusuhan kontra etnis tionghoa terjadi di medan. Peristiwa yang di tahun 90-an kalo saya gak salah ingat (saya masih SMU waktu itu) pecah kerusuhan dengan etnis tionghoa yang akhirnya merembet ke sebagian kota lainnya di luar medan bahkan sampai ke pulau jawa. 

Toleransi antar suku dan agama di medan luarbiasa, terjaga baik dan kekeluargaan sangat kuat, tenggang rasa antar sesama saling terjalin, merasa ada tali persaudaraan baik itu ke suku melayu, batak, jawa, padang, aceh dll. 

Tapi jika makin menjadi tingkah segelintir etnis tionghoa, selesai lah sama orang medan. Yang namanya polisi, tentara pun hanya bisa melihat saja. 

Makanya slogan medan itu, 'Ini Medan Bung' , itu isyarat dari jangan macam-macam, jangan bangunin singa tidur. 

Jadi intinya, orang medan ini meskipun keras-keras bicaranya, dialek kasar gak halus tapi masyarakatnya penuh toleransi, senang damai dan suka ngumpul asal jangan di usik-usik keluarganya dari suku apapun. 

Ini sedikit penjelasan dari saya yang anak medan asli. Semoga jadi mengerti kondisi di medan.