Menurut Ibnu Khaldun, imperium memiliki umur seperti halnya manusia. Mereka dilahirkan, tumbuh, mencapai dewasa dan kemudian tua dan mati. Memperhatikan bagaimana masa kecilnya, penting untuk memahami mengapa sebuah imperium kuat dan dari mana sumber kekuatan itu berasal.
Artikel ini akan melihat masa tumbuhnya Imperium Usmani (Kekhalifahan Ustmaniyah/Ottoman). Dari sebuah negara kecil di Anatolia* pada tahun 1300-an, Dinasti Usmani mempeluas kekuasaannya hingga Eropa Timur, Asia Barat Daya dan Afrika Utara pada 1500-an dan menjadi kekuatan dunia selama 7 abad. Periode awal Usmani telah menebarkan benih imperium besar.
*Anatolia oleh etimologi umum bahasa Turki Anadolu dari ana "ibu" dan dolu "isi". Anatolia/Anadolu juga disebut dengan nama Latin Asia Minor, ialah sebuah kawasan di Asia Barat Daya. Karena letaknya yang strategis pada pertemuan Asia dan Eropa, Anatolia telah menjadi tempat lahirnya beberapa peradaban sejak abad prasejarah. Peradaban dan penduduk utama yang telah tinggal di atau menaklukkan Anatolia adalah: Hattia, Luwia, Hittit, Phrygia, Simeria, Lidia, Persia, Kelt, Tabal, Mesekh, Yunani, Pelasgia, Armenia, Romawi, Goth, Kurd, Bizantium, Turki Seljuk dan akhirnya Turki Utsmani. (wikipedia)
Masyarakat Ghazi
Pada musim panas 1071, pertempuran yang mengubah sejarah terjadi di bagian timur Anatolia. Seljuk Turki, kelompok etnik yang berasal dari Asia Tengah berperang dengan Byzantium yang kuat. Perang antara Byzantium dan Muslim sendiri telah dimulai sejak 600-an. Dampak Perang Manzikert pada 1071 menjadi kemenangan Seljuk yang menentukan karena pasukan Byzantium porak poranda.
Anatolian_Beyliks_in_1300-300x186Kemenangan ini membuka Anatolia bagi para pemukim Turki. Bangsa Turki bermigrasi dari kampung halamannya ke wilayah Byzantium dan membangun kota-kotanya sendiri, serta menikahi wanita-wanita setempat.
Meskipun kalah di Manzikert, namun secara umum, Byzantium masih menjadi ancaman bagi kekuasaan baru Turki. Turki selalu dalam keadaan berperang dengan Byzantium sehingga dengan sendirinya berkembang menjadi masyarakat yang cakap berperang. Para tentara yang berperang melawan Byzantium dikenal dengan nama “Ghazi”. Para kelompok tentara yang trampil berperang ini membentuk kesatuan-kesatuan yang bergerak di seluruh wilayah Anatolia. Para milisi ini kemudian berkembang menjadi negara-negara kecil yang independen (Beylik). Para Beylik ini terbentuk dari masyarakat Ghazi. Pusat kekuasaannya berada ditangan Ghazi yang memimpin mereka berperang. Pada akhir 1200-an, sejumlah Beylik terbentuk di seluruh semenanjung Anatolia.
Ghazi Usman
Salah satu beylik dipimpin Usman. Dia dilahirkan pada 1258, pada tahun sama Baghdad jatuh ke tangan pasukan Mongol. Nasib Beylik ini sendiri sangat berkaitan dengan perang Mongol. Konon, Usman pernah bermimpi bahwa pohon tumbuh di dadanya. Akar dan cabangnya tumbuh memenuhi Asia, Eropa, dan Afrika. Guru Usman menafsirinya bahwa keturunan Usman akan menjadi pemimpin imperium yang mengendalikan tiga benua itu.
Beylik Usman berada di sekitar kota Söğüt, Anatolia Barat Laut. Batas negara kecilnya tepat berhadapan dengan Byzantium. Ini menjadikan kedudukan Byelik Usman sangat strategis dibandingkan beylik-beylik lainnya. Tidak pelak, banyak Ghazi bergabung dengan Beylik yang tengah tumbuh.
Ghazi Usman
Sumber lain penduduk Beylik Usman adalah para pengungsi yang menyelamatkan diri dari invasi Mongol di Timur. Pasukan Mongol masih memporak-porandakan kawasan Asia Barat Daya dan para pengungsi melarikan diri ke kawasan Muslim lainnya. Banyak dari mereka mendapatkan tempat tinggal baru di Beylik Usman.
Dengan banyaknya cadangan tentara, Usman dapat melanjutkan tekanan kepada imperium Byzantium. Byzantium dalam kurun itu sedang dalam masa keruntuhannya. Masa-masa emas mereka telah berakhir sejak lama dan kini mereka mengalami kesulitan menghadapi pasukan Usman. Walhasil, Usaman sukses memperluas kekuasaannya pada 1300-an. Ini menjadi transformasi pertama Beylik Usman menjadi sebuah imperium. Keluarga Usmani menamainya dengan Devlet-i Osmaniyye atau negara Usmani.
Setelah Usman
Usman meninggal pada 1326, setelah meletakkan fundasi imperium yang berlangsung hingga 1922. Semua sultan yang berkuasa mendapatkan pedang Usman ketika naik tahta. Ini semakin memperkuat peran Ghazi sebagai semangat negara dan juga keterikatan dengan dinasti. Anak Usman, Orhan menggantikan ayahnya dan mendapatkan wasiat ayahnya:
Anakku! Berhati-hatilah tentang urusan agama sebelum tugas-tugas lain. Tuntunan agama akan membangun negara kuat. Jangan serahkan tugas-tugas agama kepada orang yang tidak berpengalaman, cuek, lemah, pendosa dan tidak beriman. Dan juga jangan serahkan urusan kepemerintahan kepada orang-orang semacam itu. Karena orang yang tidak takut kepada Tuhan, dia tidak takut dengan ciptaannya. Orang yang melakukan dosa besar dan terus melakukannya, dia tidak akan setia. Ulama, orang shalih, seniman dan orang yang mencintai sastra adalah kekuatan pemerintahanmu. Perlakukan mereka dengan baik dan hormat. Jalinlah hubungan dekat ketika anda mendengar tentang orang shalih, bantulah kebutuhan mereka….Tegakkan kewajiban agama dan politik. Ambil nasehatku karena saya datang ke tempat ini sebagai seorang pemimpin yang lemah dan lalu mendapat pertolongan Allah sedangkan saya merasa tidak pantas. Ikutilah agama Muhammad, orang-orang beriman dan juga rakyatmu. Jagalah Hak Allah dan rakyatmu. Jangan ragu nasehati penggantimu dengan hal ini. Lindungi rakyatmu dari serangan musuh dan kezaliman. Jangan berbuat tidak adil. Mulaikan rakyat dan jagalah kepentingan mereka.
Kita melihat penekanan nilai-nilai kepemimpinan Usmani. Tidak hanya Usman memberi nasehat kepemerintahan namun dia menggabungkan nasehat itu dengan karakteristik Muslim yang baik. Nasehat ini tidak dimaksudkan kepada Orhan saja, namun semua pengganti Usmani akan mendapatkan nasehat dari leluhurnya untuk memimpin imperium dengan efektif dan islami.
Orhan melanjutkan ekspansi ayahnya dengan menundukkan banyak kota penting Bursa dari Byzantium. Berikutnya, Murad I dan Beyazid I terus memperluas kekuasaan Usmani. Pada satu sisi, mereka menundukkan wilayah-wilayah Byzantium di Barat dan di sisi lain juga mengambil alih wilayah-wilayah Bylik lainnya melalui aliansi, pernikahan dan dalam beberapa hal peperangan. Pada akhir 1300-an, kekuasaan Usmani mencakup hampir semua wilayah Byzantium, kecuali kota Konstantinopelyang baru ditaklukkan pada 1453.
Kekuasaan Usmani berasal dari negara kecil (beylik) yang dipimpin Ghazi kemudian bertransformasi menjadi imperium raksasa selama 600 tahun di awal sejarah modern. Dengan penekanan kepahlawanan Ghazi dan semangat membela Islam diawalnya, kita dapat mengetahui bagaimana Usmani bangkit menuju kejayaannya.[]
Sumber: http://ift.tt/2aTv8fJ