[portalpiyungan.com] Keputusan Ahok untuk memilih jalur partai politik dan tidak lewat jalur independen menuai berbagai respon.
Seorang netizen yang mengaku menyerahkan KTP nya untuk Ahok melalui Teman Ahok menyatakan kecewa setelah Ahok memutuskan untuk maju lewat partai politik.
Taufik mengatakan, bukan sikap Ahok namanya bila tidak mudah meninggalkan suatu, sama halnya Gerindra beberapa waktu lalu.
Soal ditinggalkannya Teman Ahok kini, Taufik mengaku sudah memprediksinya sejak lama.
"Kan sudah saya bilang, buat kita gak aneh tuh, gak kaget lah. Berarti harus ucapin selamat tinggal buat siapa tuh namanya, Teman Ahok," ujar Taufik saat dihubungi, Kamis, 28 Juli 2016.
Selebihnya, dikatakan Wakil Ketua DPRD DKI itu, yang harus dipikirkan Ahok lebih jauh adalah nasib warga DKI yang telah rela memberikan copy KTP sebagai bentuk dukungan untuknya.
Bukan tidak mungkin bila warga tersebut kecewa dengan Ahok karena keputusannya yang memilih jalur partai untuk maju dari Pilgub. Terlebih Ahok pernah sesumbar bahwa kebanyakan Parpol berafiliasi dengan uang ketika mencalonkan seorang sosok di Pemilihan Umum.
"Makanya biarin aja, mungkin mau buat pajangan kali tuh KTP," ungkap Taufik.
Di lain pihak, jejak digital yang kini seolah menjadi sebuah senjata untuk membuktikan mengenai konsistensi dan komitmen seseorang atau pihak terkait ucapan dan pemikirannya di media sosial.
Termasuk jejak digital yang ditinggalkan oleh Teman Ahok. Dan jejak digital tentang cuitan akun Twitter @TemanAhok, seharusnya memberikan pencerahan bagaimana kita bisa menilai organisasi seperti Teman Ahok ini
“Inilah kenapa kita tidak percaya lagi dgn parpol. kita lihat sendiri di sidang MKD. makanya kita harus maju independen” (Cuitan akun resmi @TemanAhok pada 7 Desember 2015)
Dan tengoklah pernyataan Teman Ahok setelah Ahok mendeklarasikan diri maju melalui jalur partai politik
“Kami menghargai dan mendukung keputusan Ahok, setelah kami melakukan dialog dengan Pak Ahok, perwakilan dari tiga partai pendukung Golkar, Nasdem dan Hanura. Akhirnya, Ahok memutuskan untuk maju menggunakan kendaraan partai politik bersama dengan Teman Ahok,” jelas Amalia Ayuningtyas salah satu pendiri Teman Ahok
Para anak muda Teman Ahok ini, memberi contoh pembelajaran politik yang kasar, opportunis dan mudah berkhianat akan janji komitmen
Karena ulah Teman Ahok yang oportuins dan licik, membuat publik berpikir bahwa semua anak muda yang ingin terjun berpartisipasi kedunia politik, tak ada bedanya dengan Teman Ahok; cenderung Licik, berkhianat dan opportunis
Begitulah jejak digital dapat memberikan pembuktian terkait janjidan pemikiran sebuah gerakan; sejauhmana kita akan diarahkan dan akhirnya harus paham menjadi korban yang dimanfaatkan demi kelicikan sebuah organisasi yang berlabel relawan politik.
Hal lainnya yang menarik untuk disimak adalah munculnya cuitan cuitan dengan tagar #BalikinKTPGue dan sindiran-sindiran untuk Teman Ahok.yang diubah namanya menjadi Teman Kapok. Dan yang terpedas adalah sindiran bahwa Ahok Takut Independen 2017.
Intinya sama. Ahok dan Teman Ahok mempertontonkan sandiwara politik yang menjijikkan. Jangan heran bila ada ungkapan bahwa Teman Ahok yang membuat kapok para pemberi KTP, Ahok yang takut maju dari jalur independen, sudah SOLD OUT. Alias habis "terjual" sehingga tak perlu dipertimbangkan dalam kontes Pilgub DKI 2017 kelak.