Tutur kata Ahok (Gubernur DKI Jakarta) dengan penekanan pada "bahasa toilet", ternyata sudah masuk ke ranah kajian akademik.
"Ahok lebih sering mempertontonkan perilaku berbahasa yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia."
Demikian isi SKRIPSI yang ditulis Tityn Asmitasari Siregar, seorang mahasiswi Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya.
Judul SKRIPSI:
Perilaku Berbahasa Ahok: Kajian Tindak Tutur
ABSTRAK:
Skripsi yang berjudul ”Perilaku Berbahasa Ahok: Kajian Tindak Tutur” dilatarbelakangi oleh penggunaan bahasa Ahok. Penelitian perilaku berbahasa Ahok dalam Youtube mendeskripsikan jenis tindak tutur yang digunakan Ahok, yaitu tindak tutur ilokusi, yang terdiri atas tindak tutur asertif sebanyak 27 tuturan, tindak tutur direktif sebanyak 19 tuturan, tindak tutur ekspresif sebanyak enam tuturan, tindak tutur komisif sebanyak lima tuturan, dan tindak tutur deklarasi sebanyak 23 tuturan.
LATAR BELAKANG:
Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M., yang biasa disapa Ahok adalah seorang politisi yang memiliki fungsi dan kedudukan khusus di DKI Jakarta. Ahok dikenal sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya.
Ahok bukan warga masyarakat biasa melainkan seseorang yang mempunyai kemampuan sekaligus kekuasaan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat biasa, sebagai orang yang berkedudukan nomor satu di DKI Jakarta Ahok memang sudah seharusnya dapat mengomunikasikan gagasan dan pemikiran dengan jelas. Di samping itu, sebagai seorang politisi yang berpendidikan, sudah selayaknya menggunakan bahasa yang baik dan benar, mampu menanggapi serta memberikan respon yang baik terhadap segala masukan, kritik, dan sanggahan dari hasil kinerjanya.
Namun, kenyataannya Ahok tidak mengindahkan perilaku bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan rekan kerja, bahkan saat diwawancarai di televisi secara langsung (live). Ahok sering muncul di televisi dengan bahasa yang kasar dan tidak layak diucapkan seorang pemimpin dan seorang yang berpendidikan.
Ahok lebih sering mempertontonkan perilaku berbahasa yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat diwawancarai secara langsung, Ahok sering marah-marah, kasar, dan emosional dalam menanggapi pertanyaan dan pernyataan dari pewawancara.
Ahok ditegur oleh wakil presiden Jusuf Kalla karena bahasa yang digunakan terkhusus bahasa “bahasa toilet”.
Demikian secara ringkas Abstrak dan Latarbelakang Skripsi yang ditulis mahasiswi Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya.
Selengkapnya bisa dibaca di link:
- http://ift.tt/2aTcEvY
- http://ift.tt/2a8CJKo