[portalpiyungan.com] MUNICH - "State of Emergency" atau kondisi darurat telah diberlakukan Jerman pasca penembakan Jumat (22/7) yang menewaskan sepuluh orang.
Penembakan terjadi Jumat malam di kawasan mal Olympia-Einkaufszentrum (OEZ), Munich, Jerman.
Dalam keterangan pers Sabtu (23/7/2016) dini hari, Kepala Kepolisian Munich; Hubertus Andrae mengatakan pelaku mengumbar tembakan di restoran McDonald sebelum pindah ke mal. Menurutnya, sebanyak 16 orang, termasuk beberapa anak, terluka dalam serangan itu di mana tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan motif serangan itu belum jelas. ”Motif untuk tindakan menjijikkan ini belum sepenuhnya diklarifikasi, kita masih memiliki petunjuk yang kontradiktif,” katanya dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters.
Para pemimpin barat dan Presiden AS Obama berjanji mensupport Jerman menangani hal ini.
Dukungan penuh negara-negara Barat pada Jerman ini kontras dengan sikap mereka terhadap Turki pasca kudeta.
Pasca kudeta militer yang menewaskan setidaknya 246 orang dan melukai 2100 orang, pemerintah Turki memberlakukan keadaan darurat (State of Emergency) yang berlaku 3 bulan untuk menangani kasus kudeta, menyeret mereka yang terlibat kudeta untuk diadili.
Namun negara-negara Barat mengecam Erdogan dan menuduhnya represif dalam menangani pihak pengkudeta. Barat mengkritik pemberlakuaan "State of Emergency" di Turki.
"Barat mendukung status darurat di Jerman akibat 10 jiwa tewas di tangan 3 orang dan mengecam Turky padahal yang meninggal ratusan jiwa," kritik pengamat LN Hasmi Bakhtiar di akun twitternya.
Hipokritnya barat ini juga ditiru para pengikutnya disini.