[portalpiyungan.com] Kudeta sekelompok militer di Turki untuk menggulingkan Presiden Erdogan yang akhirnya gagal rupanya banyak pihak yang kecewa.
Di negara-negara Barat, para pimpinan dan para pengamat serta media-medinya kecewa berat harapan melengserkan Erdogan akhirnya kandas. Awalnya mereka riang gembira kudeta dikabarkan berhasil, namun akhirnya mereka tertunduk saat jutaan rakyat Turki -bi idznillah- gagalkan kudeta.
Pasca kudeta militer gagal, media-media barat gantian yang "menyerang" Erdogan. Erdogan dicitrakan otoriter, diktator, kejam, anti demokrasi, represif, dan sekarang pasca kudeta meluapkan dendamnya pada musuh-musuh politiknya.
Dan rupanya kelakuan media-media barat juga ditiru di sini.
Salah satunya adalah Kompas online. Beberapa artikel berita dengan nada tendensius pada Erdogan. Media yang harusnya hanya memaparkan FAKTA kini berganti menjadi penyebar OPINI, yang sayangnya opini itu menyesatkan.
Salah satu artikel berita di Kompas online yang kemudian mendapat reaksi keras dari umat Islam adalah berita pada tanggal 20 Juli 2016 yang berjudul "PASCA PERCOBAAN KUDETA, ERDOGAN BELUM STOP BALAS DENDAM".
Baik JUDUL maupun ISI nya menunjukan "kebencian" pada Erdogan.
Penegakkan hukum yang dilakukan pemerintah Turki dengan menyeret para pengkhianat negara yang telah melakukan kudeta dimana ratusan rakyat jadi korban tewas ribuan terluka, oleh Kompas disebut "BALAS DENDAM ERDOGAN".
INI APAAN???
INI MEDIA APA TUKANG FITNAH???
Publik umat Islam pun marah dengan kelakuan Kompas ini.
Mereka menyebut KOMPAS = KOMando PAStur.
Istilah yang zaman dahulu sangat lekat pada Kompas, dan sekarang dengan kelakuan Kompas yang tendensius pada Islam dan Umat Islam bukan saja pada kasus Erdogan, juga pada kasus ibu Saeni Serang, juga pada FPI, dll, kelakuan Kompas ini jadi seakan pembenaran bahwa memang KOMPAS = KOMando PAStur. Padahal tentu bukan seperti itu Kompas.
Umat Islam sering dirugikana oleh pemberitaan Kompas yang tendensius. Akibatnya, muncul reaksi kritik yang tajam terutama lewat media sosial.
Berita Kompas "PASCA PERCOBAAN KUDETA, ERDOGAN BELUM STOP BALAS DENDAM" pun akhirnya raib. Dihapus. Materi yang mengekspresikan sikap sinisnya Kompas pada link itu kini telah dihilangkan. 404 Page Not Found.
Silahkan buka linknya: http://ift.tt/29V4oiU
Tidak sepatutnya Kompas bersikap demikian sebagai media nasional yang profesional dan berpengalaman.
Seharusnya media/wartawan/pengamat internasional bebas dari kepentingan politik dan SARA dalam menulis/mengedit berita.
Sampaikan saja FAKTA jangan manipulasi BERITA.