[portalpiyungan.com] JAKARTA - Larangan umat Islam menggelar TAKBIR KELILING di DKI Jakarta mendapat kritikan dahsyat dari publik, khususnya umat Islam.
Larangan Takbir Keliling ini sungguh tidak adil dan intoleran! Alasan keamanan, ketertiban, dll, sungguh sangat mengada-ada.
Lihat saja perbandingan:
(1) PESTA TAHUN BARU.... Boleh.
Bahkan difasilitasi, dibikin panggung meriah, diundang artis-artis.
Untuk antisipasi keamaan dan kerusuhan? Ribuan polisi dikerahkan untuk menjaga.
Baca: 28 Ribu Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru
http://ift.tt/29nidnN
(2) PERAYAAN CAP GO MEH.... Boleh
Dibikin meriah. Dihadiri pejabat. Bahakan menteri-menteri Jokowi ikut meramaikan. Jalan-jalan mendapat pengamanan.
Baca: Perayaan Cap Go Meh 2016 di Glodok Resmi Digelar!
http://ift.tt/1SJc4mp
(3) LOH KOK TAKBIR KELILING... Gak Boleh?
Takbir Keliling adalah tradisi nusantara muslim Indonesia untuk merayakan malam IDUL FITRI. Semarak, meriah, sebagai syiar Islam yang merupakan warga mayoritas Indonesia, juga mayoritas di DKI Jakarta, kok dilarang?
Kalau Tahun Baru yang berpotensi rusuh karena mabuk-mabukan dan hura-hura.. ribuan polisi dikerahkan untuk menjaga kemananan.
Tapi untuk TAKBIR KELILING.... Aparat gabungan dari kepolisian dan Satpol PP dikerahkan bukan mengamankan acara agar berjalan tertib, TAPI menyisir/sweeping konvoi-konvoi yang melakukan takbir keliling.
"Takbir keliling boleh sejak jaman belanda, jepang, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Mega, Sby. Kecuali jaman ini. Jgn pancing kami," ujar tokoh muslim Jakarta Haikal Hassan melalui akun twitternya @haikal_hassan, Ahad (3/7/2016).
"Jika amankan pertandingan bola & thn baru saja bs dikerahkan puluhan ribu Polisi knp saat Takbiran Keliling tak bisa??" komen @Bg_MarOne.