Belajar dari Kudeta Turki: AKAL SEHAT Selamatkan Bangsa


Elemen-elemen Pro-Demokrasi di Turki banyak memberi pelajaran saat menggagalkan aksi kudeta yang dilakukan oleh segintir oknum militer kemarin.

Dari sekian banyak pelajaran yang bisa diambil, yang paling menarik buat saya adalah: AKAL SEHAT. Sebab Akal Sehat merupakan modal dasar bagi pembentukan sebuah bangsa yang besar dan beradab. Sebaliknya, ketika Akal Sehat telah ditutupi oleh hawa nafsu angkara murka, maka kehancurannya tinggal menunggu waktunya saja.

Sebegitu pentingnya akal sehat dalam menuntun kehidupan, sampai-sampai para ulama, misalnya Imam Asy-Syatibi, menjelaskan bahwa salahsatu tujuan ditegakkannya syari'ah (مَقَاصِدُ الشَّرِيعَةِ) adalah dalam rangka "Memelihara Akal" (حفظ العقل).

Elemen-elemen Pro Demokrasi ber-Akal Sehat yang saya maksud disini antara lain:

(1) PERTAMA‬: Rakyat Turki

Akal Sehat rakyat Turki mampu membangkitkan keberanian mereka utk mengabaikan seruan segelintir oknum militer pelaku kudeta yg memerintahkan mrk utk tetap berada di dalam rumah dan memberlakukan jam malam.

Sebab rakyat Turki pernah mengalami kehidupan kelam selama rezim militer berkuasa. Ekonomi Turki terpuruk diurutan 111 negara-negara miskin di dunia. Pengangguran yg terus meningkat dan dibarengi dgn tingginya angka kriminalitas membuat Turki mendapat julukan "the sick man" oleh negara2 Eropa lainnya.

Lalu Erdogan datang. Bekerja dan memperbaiki negaranya. Dibawah komando Erdogan, perlahan namun pasti, Turki bangkit sbg kekuatan baru ekonomi dunia dan masuk dalam jajaran elit negara-negara G-20. Rakyat Turki sejahtera. Sebagai gambaran, pendapatan per kapita rakyat Turki (2013) mencapai US $11.000 lebih tinggi dari pendapatan per kapita negara maju Eropa lainnya, semisal Prancis.

Padahal di era militer berkuasa, pendapatan per kapita rakyat Turki hanya US $ 3.500. Kurang lebih sama dgn pendapatan per kapita rakyat Indonesia saat ini.

Maka wajar jika rakyat Turki begitu mencintai pemimpinnya. Mereka ikuti seruan sang Pemimpin utk melawan kudeta meski ditengah ancaman bahaya. Meski tidak ada bagi-bagi sembako. Meski tidak ada iming-iming pembagian traktor. (Tapi traktornya diambil lagi, cuma pajangan doang). :p

Ini Akal Sehat. Rakyat ber-Akal Sehat akan mampu membedakan mana kinerja, mana citra. Bagi rakyat ber-Akal Sehat, nyemplung ke got atau nongkrong di tengah rel kereta sambil membawa wartawan itu bukan kinerja. Bagi rakyat ber-Akal Sehat, pemimpin yg didandani ala tukang tambal ban atau penyapu jalanan itu bukan kinerja. Itu citra dagelan yg hanya ditemukan di negeri yg sebagian besar rakyatnya terkena syndrom revolusi cacat mental.

(2) KEDUA‬: Partai Oposisi

Meski berbeda kebijakan dan pandangan dgn Erdogan, para pemimpin partai oposisi tetap tidak menyetujui adanya penggantian pemerintahan ditengah jalan dgn cara2 inkonstitusional. Bagi mereka, demokrasi harus lebih diselamatkan ketimbang berkuasa dgn cara-cara hina. System harus lebih diutamakan ketimbang person. Ini Akal Sehat.

Kemal Kilicdaroglu, pemimipin Partai Republik Rakyat (CHP), sebagai partai oposisi utama di Turki mengatakan : "Negara ini telah menderita banyak dari kudeta. Kami tidak ingin kesulitan2 ini terulang."

Demikian pula Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) yg langsung menelepon Perdana Menteri Turki, Binali Yildrim, utk memberi dukungan partainya atas kehendak rakyat dan demokrasi.

http://ift.tt/2a5cqmw

Bahkan partai oposisi yg lain, Partai Rakyat Demokratik (HDP) yg beraliran kiri, menggelar aksi solidaritas atas percobaan kudeta tersebut dgn tajuk: No to Coups, Democracy Now!!!

Ini Akal Sehat. Ini yg tidak dimiliki oleh partai2 oposisi di mesir, termasuk partai an-nour, sebuah partai berhaluan 'Islam salafi' yg justru mendukung kudeta militer oleh jendral as-sisi yg membantai puluhan ribu nyawa kaum muslimin di Mesir pada Juli 2013 silam.

Nafsu berkuasa kaum 'berjenggot gondrong dan bercelana cinkrang' ini telah membuat mrk buta-hati, tuli-mata dan bisu-telinga hingga rela bergandeng tangan dalam kudeta berdarah bersama kalangan sekuler-liberal, kaum kristen koptik, serta dukungan kuat zionis israel, yg tidak ingin kepentingannya di Mesir terganggu akibat terpilihnya Muhammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin sebagai Presiden Mesir.

Partai-partai oposisi di Turki sadar, bhw mekanisme pergantian pemerintahan hanya ada di kotak-kotak suara yg ditentukan rakyat, bukan melalui desing peluru di tangan tentara. Sekali lagi.... ini Akal Sehat.

(3) KETIGA‬: Media Massa

Ketika saluran TV pemerintah direbut dan akses sosial media di block oleh pelaku kudeta, media massa di Turki tampil sebagai penyelamat demokrasi. Rekaman seruan Erdogan yg direkam pada aplikasi facetime disiarkan secara langsung oleh stasiun CCN Turk yg selama ini dikenal kritis terhadap pemerintahan Erdogan. Inilah peran media sbg pilar demokrasi. Kritis, namun menyelamatkan.

Bandingkan dgn media-media massa "pelacur demokrasi" di negeri ini, yg sangat tendensius dan memojokan Erdogan dlm pemberitaannya.

Apalagi tatkala Erdogan akan memberlakukan keadaan darurat dan segera mengambil langkah tegas terhadap para pengkhianat bangsanya, media2 pelacur tsb langsung 'klojotan' dan menyebut Erdogan sbg penguasa yg otoriter.

Padahal dimanapun, pemerintahan yg ber-Akal Sehat pasti akan segera menetapkan Keadaan Darurat apabila terjadi gangguan keamanan yg membahayakan negaranya.

Prancis, Belgia, dan kemarin Jerman langsung menetapkan Keadaan Darurat setelah mendapat serangan teror bom dan penembakan terhadap warganya. Apakah media2 pelacur itu jg akan mengkritisi pemerintah negara2 tsb dan menyebutnya otoriter?

Padahal, tanpa mengurangi rasa simpati pada para korban, apa yg terjadi di Prancis, Belgia, dan kemarin di Jerman hanyalah gangguan keamanan yg tidak secara langsung mengancam keamanan kepala negaranya.

Sedangkan di Turki, serangan jelas-jelas diarahkan kpd Erdogan selaku kepala negara oleh para pelaku kudeta yg akan menculik dan membunuhnya. Bahkan para pelaku kudeta sempat menyerang gedung parlemen Turki dgn 9 kali serangan bom. Serta kontak senjata di depan markas intelijen Turki (MIT) dgn melibatkan tank dan pesawat tempur F16 yg terbang rendah. Akibat aksi percobaan kudeta ini ratusan org meninggal dunia.

Bukankah ini kondisi yg sangat mencekam? Lalu mengapa Turki tidak boleh menetapkan keadaan darurat bagi negaranya? Dimanakah Akal Sehat media2 pelacur tsb? Apakah otak mrk sudah tertutup jeroan impor hasil kerja sang junjungan? SINTING..!!!!

(4) KEEMPAT‬: Militer Pro-Demokrasi

Kita patut mengangkat topi dan acungan jempol terhadap perwira2 militer yg tidak tergoda dgn nafsu kekuasaan, utamanya kepada Panglima Militer Turki, Jendral Hulusi Akar. Meski sempat diculik, disandra, dan disiksa oleh anak buahnya sendiri, beliau tetap menolak utk menandatangani pernyataan mendukung kudeta. Ini Akal Sehat.

Alhamdulillah.... setelah kudeta dpt digagalkan, Jendral Hulusi Akar dapat dibebaskan dalam sebuah operasi penyelamatan. Sejarah akan mencatat mereka sebagai patriot sejati yg menyelamatkan negaranya dari kehancuran.

Sejarah Indonesia jg mencatat tentara-tentara patriot sejati yg rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan negara. Mereka diculik, disiksa, dan dibunuh secara keji dan biadab karena menolak aksi kudeta yg dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada peristiwa G30S/PKI tahun 1965 silam.

Sebagai penghormatan atas pengorbanan mrk, kita sandangkan gelar kehormatan kepada para jendral yg menjadi korban kebiadaban PKI sebagai Pahlawan Revolusi.

Kita sepakat bhw aksi kudeta yg dilancarkan PKI merupakan aksi makar (bughot) kepada negara dan karenanya pantas jika para pelakunya dihukum MATI. Dan dengan alasan yg sama, kita bisa memahami jika pemerintah Turki mempertimbangkan hukuman MATI bagi para pelaku kudeta kemarin. Ini Akal Sehat.

Demikianlah beberapa pelajaran tentang AKAL SEHAT dari peristiwa kudeta di Turki kemarin.

... إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ

"... Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Ar-ra'du :19)

-by Erwin-